Sumut Terkini

Wushu Sumut Buktikan Dominasi, Sumbang 11 Medali untuk Kontingen Sumut di PON Beladiri II

Cabang olahraga Wushu menjadi salah satu penyumbang medali terbanyak bagi Kontingen Sumatera Utara (Sumut) pada PON Beladiri II.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
WUSHU SUMUT: Ketua KONI Pusat Marciano mengalungkan medali emas kepada pewushu Sumut pada PON Beladiri II 2025 di GOR Djarum Kaliputu Kudus, Jawa Tengah. Cabor Wushu menjadi salah satu penyumbang medali terbanyak bagi Sumut di PON Beladiri II 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Cabang olahraga Wushu menjadi salah satu penyumbang medali terbanyak bagi Kontingen Sumatera Utara (Sumut) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri II 2025 yang digelar di Kudus, Jawa Tengah, pada 11–26 Oktober lalu.

Bertanding di GOR Djarum Kaliputu Kudus, tim Wushu Sumut berhasil mengoleksi total 11 medali, masing-masing terdiri dari 3 emas, 3 perak, dan 5 perunggu.

Tiga medali emas disumbangkan oleh Ardianti Rizki Putri (kelas 60 kg putri), Ydris Talenta Barus (48 kg putra), dan Fereddy Sinaga (52 kg putri).

Kemudian, tiga medali perak diraih melalui penampilan Eli Elisius Brahmana (56 kg) yang kalah dari Boston Siagian (DKI Jakarta), Benny Hutagalung (60 kg) yang ditaklukkan Bintang Reindra Nada (Jawa Tengah), serta Rosando Mangihut Sinaga yang harus mengakui keunggulan Abdul Harris (DKI Jakarta).

Adapun perunggu diperoleh dari Roasa Beatric Malau (48 kg putri), Catrian Nadia Ginting (52 kg putri), dan Elsanda Sitio (56 kg putri).

Sementara dari nomor Taolu, Wushu Sumut turut menambah dua medali perunggu lewat penampilan gemilang Kelly Earlene Irwin di nomor Dao Shu putri dan Gun Shu putri.
Siswi SMA Sutomo 1 Medan tersebut tampil impresif meski baru menjalani debut di ajang PON Beladiri II.

Sekretaris Umum Wushu Indonesia (WI) Sumut, Heriyanto, mengapresiasi capaian tersebut. Menurutnya, hasil ini tergolong sangat baik mengingat persiapan para atlet dilakukan dalam waktu terbatas.

“Dengan persiapan yang tidak maksimal, hasil ini sudah sangat bagus. Kami juga tidak menargetkan terlalu tinggi karena persaingan di cabang wushu sekarang sangat ketat,” ujar Heriyanto, Rabu (29/10/2025).

Heriyanto menilai ajang PON Beladiri II ini menjadi bahan evaluasi penting bagi KONI Sumut untuk menentukan prioritas pembinaan cabang olahraga ke depan. Dengan pembinaan yang lebih terarah, peluang Sumut mempertahankan bahkan meningkatkan raihan medali di ajang multi event berikutnya akan semakin besar.

“Melalui PON Beladiri ini kita bisa melihat kesiapan masing-masing cabang. Cabor yang berprestasi sebaiknya dijadikan prioritas. Kalau semua dipukul rata, hasilnya tidak akan maksimal,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa fokus pembinaan terhadap cabang olahraga berprestasi tidak hanya akan meningkatkan kualitas atlet, tetapi juga menjadi motivasi bagi cabang lain untuk berbenah dan bersaing secara sehat.

Lebih lanjut, Heriyanto menyebut bahwa pembinaan olahraga di Sumut perlu ditingkatkan ke level lebih profesional, termasuk melalui program pelatih asing atau training camp (TC) ke luar negeri.

“Kalau memang ingin prestasi yang lebih tinggi, kita harus mulai program serius—bisa dengan mendatangkan pelatih asing atau mengirim atlet TC ke luar negeri. Tapi tentu butuh dukungan penuh dari pemerintah,” katanya.

Heriyanto juga memberikan apresiasi atas perjuangan seluruh atlet dan pelatih wushu Sumut yang telah tampil maksimal di Kudus.

“Penampilan anak-anak sudah luar biasa dengan segala keterbatasan. Pesan saya bukan hanya untuk atlet, tapi juga untuk pelatih, pengurus, pemerintah, dan KONI. Kalau ingin prestasi, semua harus siap dan bekerja bersama,” pungkasnya.

(Cr29/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved