Berita Olahraga

Mengenal Sosok Trioni Narvatilova, Atlet Arung Jeram yang Ukir Sejarah Raih Dua Medali Emas PON 2024

Sosok atlet arung jeram asal Kota Medan, Trioni Narvatilova menjadi salah satu nama yang mencuri perhatian pada ajang PON.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
ARUNG JERAM-Atlet arung jeram asal Kota Medan, Trioni Narvatilova saat latihan, Baru-baru ini. Trioni Narvatilova merupakan atlet penyumbang dua medali emas untuk Sumut di PON XXI tahun 2024 lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Sosok atlet arung jeram asal Kota Medan, Trioni Narvatilova, atau yang akrab disapa Onik, menjadi salah satu nama yang mencuri perhatian pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh–Sumut.

Berkat ketangguhan, kerja keras, dan keberaniannya melawan derasnya arus sungai, Onik sukses mempersembahkan dua medali emas untuk Sumatera Utara pada nomor DR R6 dan DR R4 putri. 

Prestasi gemilang itu tak hanya mengharumkan nama daerah, tetapi juga menegaskan eksistensinya sebagai salah satu atlet muda berbakat di cabang olahraga ekstrem arung jeram.

Namun, di balik raihan medali emas yang membanggakan itu, tersimpan perjalanan panjang penuh dedikasi dan semangat pantang menyerah. Onik bukan berasal dari keluarga atlet, dan kecintaannya pada olahraga arung jeram bermula secara tak terduga — dari hobinya menjelajahi alam bebas.

Saat menempuh studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU), Onik bergabung dengan Kompas USU, komunitas pencinta alam di kampusnya. Dari kegiatan ekspedisi sungai dan petualangan alam itulah, ia pertama kali mengenal dunia arung jeram, yang kemudian menjadi bagian penting dari hidupnya.

“Awalnya cuma ikut eksplorasi sungai bersama teman-teman. Lama-lama saya jatuh cinta sama arung jeram. Dari situ muncul niat untuk serius dan akhirnya ikut kejuaraan,” tutur Onik, Rabu (12/11/2025).

Baginya, kesempatan mewakili Sumut di PON XXI/2024 merupakan kehormatan besar dan pengalaman tak ternilai. Apalagi, keberhasilannya meraih dua medali emas merupakan hasil dari tahun-tahun panjang latihan dan perjuangan tanpa kenal lelah.

“Mewakili Sumut di PON itu kebanggaan luar biasa. Saya ingin Medan dikenal sebagai kota yang melahirkan atlet hebat. Saya bangga bisa berkontribusi untuk itu,” ujarnya. 

Keberhasilan di PON menjadi tonggak penting dalam kariernya, tetapi bagi Onik, itu bukanlah garis akhir. Ia justru melihat kemenangan tersebut sebagai awal dari perjalanan panjang menuju prestasi yang lebih tinggi.

Meski euforia PON telah berlalu, Onik tak pernah mengendurkan semangatnya. Di bawah asuhan dua pelatih berpengalaman, Jultri Saragih dan Zepta Wahyudi, ia tetap rutin berlatih di sungai. Setiap sesi latihan ia jalani dengan disiplin — mulai dari latihan fisik, peningkatan teknik mendayung, hingga strategi membaca arus dan memperkuat kerja sama tim.

“Saya tetap fokus latihan karena semakin tertantang untuk ikut kejuaraan lain. PON 2024 bukan akhir, justru awal perjalanan saya sebagai atlet,” ucapnya.

Bagi Onik, arung jeram bukan sekadar olahraga ekstrem, melainkan perpaduan antara olahraga, petualangan, dan seni kerja sama tim. Menurutnya, kekuatan dan kecepatan hanyalah sebagian kecil dari kunci kemenangan. Yang terpenting adalah komunikasi, kekompakan, dan rasa saling percaya antaranggota tim.

“Arung jeram itu bukan cuma soal tenaga, tapi juga soal kebersamaan. Kalau satu saja tidak kompak, perahu bisa terguling. Jadi setiap turun ke sungai, kami harus satu irama,” ujarnya.

Sebelum mencatatkan namanya di panggung nasional, Onik telah mengukir sejumlah prestasi di berbagai kejuaraan lokal dan daerah, seperti Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan 2017–2023, Kejuaraan Daerah Sungai Bahbolon 2018, serta Medan Rafting Championship 2022. Setiap kompetisi menjadi batu loncatan menuju keberhasilannya di PON XXI/2024.

Kini, setelah meraih pencapaian tertinggi di tingkat nasional, Onik tak ingin berpuas diri. Ia bertekad terus berlatih dan menantang diri untuk tampil di level yang lebih tinggi — baik di kejuaraan nasional berikutnya maupun ajang internasional.

“Setiap jeram itu tantangan. Tapi bagi saya, jeram bukan untuk ditakuti, melainkan untuk ditaklukkan. Karena di situ saya merasa hidup,” pungkasnya. 

(Cr29/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved