Sumut Peringkat Keempat Kasus TBC , Dinkes Skrining Pengunjung Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Menurutnya, kasus TBC setiap tahunnya tak menentu, kadang naik dan turun. Untuk tahun ini jumlah TBC yang ditemukan sebanyak 46.737 kasus.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kementerian Kesehatan mengungkapkan, Indonesia berada di nomor urut dua terbanyak kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di dunia.
Berdasarkan data Menkes, Sumut termasuk berada di peringkat empat kasus penyumbang TBC terbanyak di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sumut Novita Saragih membantah hal tersebut.
Menurutnya, kasus TBC setiap tahunnya tak menentu, kadang naik dan turun. Untuk tahun ini jumlah TBC yang ditemukan sebanyak 46.737 kasus.
"(Data dari Menkes) Indonesia merupakan negara dengan estimasi kasus dan kematian tertinggi ke 2 di dunia setelah india. Sumut merupakan provinsi penyumbang kasus TB nomor 4 dengan jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 74.297 kasus," jelasnya kepada Tribun Medan, Kamis (13/11/2025).
Menurutnya, Sumut satu diantara penyumbang kasus TBC tertinggi karena jumlah penduduk yang cukup besar.
Baca juga: Polsek Pantai Cermin Dukung Kampanye TOSS TBC dan Cek Kesehatan Gratis di Hari Kesehatan Nasional
"Namun berdasarkan data yang kita miliki, jumlah TBC di Sumut per tanggal 6 November 2025 mencapai 46.737 kasus," ucapnya.
Dikatakannya, tahun ini kasus TBC di Sumut juga mengalami penurunan 4,27 persen dibanding tahun lalu.
"Mulai tahun 2020-2024 terjadi peningkatan kasus TBC. Tahun 2020 capai 22.526 kasus. Tahun 2021 capai 23.026 kasu. Tahun 2022 capai 42,961, tahun 2023 capai 49,999 kasus. Tahun 2024 capai 53.047 kasus. Tahun 2025 karena belum berakhir tahunnya masih 46.737 kasus,"katanya.
Novi menjelaskan, beberapa ciri-ciri pasien dengan gejala TBC. Mulai dari batuk berdahak hingga berat badan menurun.
"Gejala batuk berdahak, nafsu makan menurun, sesak, BB menurun. Ini yang paling menonjol," ucapnya.
Diimbaunya, jika ada masyarakat yang mengalami gejala ini untuk segera kunjungi Faskes terdekat.
"Langkah yg dilakukan masyarakat melakukan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan agar dilakukan pemeriksaan dahak," tuturnya.
Dikatakannya, untuk mengurangi Kasus TBC, Dinkes Sumut juga melakukan berbagai upaya.
"Kita rutin lakukan Active case finding (skrining kasus TBC) pada populasi berisiko yaitu kontak serumah, kontak erat, penyandang DM, ODHIV, orang dengan kurang gizi dan perokok aktif dengan menggunakan X ray kegiatan yang dilakukan di luar gedung (active case finding)," jelasnya.
Diterangkannya lebih lanjut, sedangkan untuk di dalam gedung juga dilakukan skrining pada orang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (intensive case finding).
"Percepatan pemeriksaan TBC melalui program pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) pada yang bergejala TBC dan kelompok berisiko," ucapnya,
Selain itu, dikatakannya kegiatan juga berkolaborasi dengan kegiatan-kegiatan rutin lainnya yang sering dilakukan.
"Misalnya dengan kegiatan posyandu dan posbindu. Untuk dapat menemukan kasus TBC sedini mungkin dilakukan pada kelompok rentan, warga binaan di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan," ucapnya.
| Pemkab Deliserdang Tancap Gas Tuntaskan Masalah TBC |
|
|---|
| Sumut Peringkat Keempat Kasus Cikungunya, Dinkes Sebut Kekeliruan Data |
|
|---|
| Jumlah Anak Belum Pernah Imunisasi Meningkat, Ini Risikonya |
|
|---|
| Dokkes Polres Simalungun Aktif Tingkatkan Penanggulangan TBC Bersama Dinas Kesehatan |
|
|---|
| Plt Kadis Kesehatan Sumut Ingatkan untuk Mewaspadai Penyakit Cacar Monyet |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Sejumlah-masyarakat-saat-mengantre-untuk-melakukan-skrining-TBC.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.