Breaking News

Kualifikasi Piala Dunia 2026

Media Korea Selatan Sebut Timnas Indonesia Krisis Rezim Kluivert, Karma Pecat Shin Tae-yong

Spotvnews bahkan menggunakan judul bahwa kekalahan timnas Indonesia adalah karma karena telah memecat Shin Tae-yong.

Kolase DOK. PSSI/Kompas Images/Vitalis Yogi Trisna
SOROTI KEKALAHAN TIMNAS - Patrick Kluivert dan Shin Tae-yong. Media Korea Selatan Spotvnews sororti kelalahan Timnas Indonesia atas Arab Saudi. Bahkan menggunakan judul bahwa kekalahan timnas Indonesia adalah karma karena telah memecat Shin Tae-yong. 

TRIBUN-MEDAN.com - Media Korea Selatan langsung taruh perhatian setelah Timnas Indonesia kalah dari Arab Saudi di ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Media asal Korea Selatan, Spotvnews.co.kr mengulas kekalahan skuat Garuda bahkan kembali mengungkit Shin Tae-yong.

Spotvnews bahkan menggunakan judul bahwa kekalahan timnas Indonesia adalah karma karena telah memecat Shin Tae-yong.

Sebagai informasi, PSSI resmi memecat Shin Tae-yong pada awal 2025 lalu.

Kala itu kabar pemecatan Shin Tae-yong menimbulkan perdebatan.

Baca juga: KOMENTAR Santai Nikita Mirzani Dituntut 11 Tahun Penjara: Gua Mikirnya Tuh Satu Windu

Pasalnya, tak ada alasan jelas mengapa pria yang sering disapa STY itu dipecat.

PSSI kemudian menunjuk Patrick Kluivert sebagai gantinya.

"Harga pemecatan Shin Tae-yong, mimpi Piala Dunia Indonesia goyah, rezim Kluivert dalam krisis," tulis Spotvnews.

Timnas Indonesia menelan kekalahan dengan skor 2-3 dari Arab Saudi.

Duel ini terlaksana di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, pada 9 Oktober 2025.

Baca juga: Persiapan Timnas Indonesia Minim, Dalih Patrick Kluivert Kalah dari Arab Saudi

Marc Klok dkk sementara terdampar di dasar Grup B.

Timnas Indonesia wajib meraih kemenangan melawan Irak pada 12 Oktober mendatang jika ingin menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026.

"Pelatih Shin Tae-yong pernah bermimpi melaju ke putaran final Piala Dunia 2026."

"Namun PSSI memicu kontroversi pada bulan Januari ketika secara tak terduga memilih untuk mengganti pelatihnya meskipun menyelesaikan putaran ketiga diperingkat teratas."

"Hal ini disebabkan pelatih Korea enggan menggunakan pemain naturalisasi."

"Penggantinya adalah Patrick Kluivert, striker legendaris Belanda."

"Indonesia di bawah asuhan Kluivert mengalami kemunduran, termasuk kekalahan 1-5 dari Australia, tetapi mengalahkan Bahrain dan China untuk finis di posisi keempat dan melaju ke putaran keempat," tulis Spotvnews.

Baca juga: TIMNAS Indonesia Belum Habis, 2 Syarat Lolos Langsung Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi

Beda Shin Tae-yong dengan Kluivert

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan menyakitkan saat melawan Arab Saudi.

Timnas Indonesia tampil sebagai kuda hitam dalam putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Kepercayaan diri pemain juga cukup tinggi karena mereka memiliki rekor apik saat berhadapan dengan Arab Saudi.

Namun, pertandingan yang digelar di King Abdullah Sports City Stadium, Kamis dini hari tadi seolah membuat skuad Garuda datang dengan mental berbeda.

Berkaca lebih jauh, timnas sempat cukup superior saat masih di bawah komando Shin Tae-yong.

Mereka sukses mendapatkan hasil apik pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia lalu.

Di kandang Arab Saudi, skuad Garuda tampil bertahan dan bisa mendapatkan hasil imbang 1-1.

Tentunya, tidak adil untuk membandingkan kondisi ini karena Patrick Kluivert datang dengan skuad yang lebih kuat.

Menyadari bahwa Green Falcon masih di atas mereka, Shin memilih menggunakan formasi 5-4-1.

Terbukti rencana ini berhasil dan tambahan satu poin membawa mereka menjaga asa lolos ke Piala Dunia.

Saat bermain di kandang, skuad Garuda menang dengan skor 2-0.

Kembali skema tiga bek dalam pake 5-3-2 digunakan di pertandingan ini.

Pemilihan tiba bek jadi kekuatan tersendiri karena timnas masih jadi kuda hitam dan mengandalkan skema serangan balik.

Hal tersebut sebenarnya cukup efektif karena Indonesia memiliki winger cepat dan bisa membuka ruang.

Patrick Kluivert yang datang di awal tahun ini langsung melakukan perombakan total.

Dia memaksakan formasi empat bek untuk timnas Indonesia.

Kegagalan pertama terjadi saat tandang ke markas Australia dan timnas harus mendapatkan kekalahan telak.

Eksperimen kembali terjadi di markas Green Falcons dan hasilnya kekalahan dengan skor 2-3.

Skema penyerangan juga jadi masalah karena mereka benar-benar tak berkutik di babak pertama.

Menariknya, skema yang sama sebenarnya sudah dimatangkan sejak bulan September lalu.

Namun, dia kembali beralasan mereka tidak memiliki waktu untuk lakukan persiapan.

(tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di BolaSport.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved