TOPIK
Ngopi Sore
Di Indonesia, orang lebih mudah menerima partai berideologi nasionalis, atau beraliran agama, atau partai berideologi kabur.
-
Kilah salah tik dibantah oleh pihak yang sama. Bukan salah tik, melainkan 'anggaran sementara' yang masih bisa berubah.
-
Presiden Jokowi memilih untuk tidak keluar dari pakem lama.faktor pemilihan menpora lebih condong ke poin 'pemuda' ketimbang 'olahraga'.
-
Sejak mulai memanggil kandidat untuk mengisi komposisi menteri pada kabinet baru sampai pada pelantikannya, Jokowi seperti sedang bermain catur.
-
Transisi pergeseran oposisi menjadi bagian dari pemerintah pada dasarnya sudah jadi rahasia umum lantaran tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
-
Sebab kebiasaan di Indonesia, ganti bos, program akan ganti juga. Pengalaman pada periode pertama, tentu bisa dijadikan Jokowi sebagai tolok ukur.
-
Keserakahan menemukan korelasinya dengan kebodohan. Persisnya, kebodohan yang tidak disadari.
-
Bertahun pascareformasi, pencuri-pencuri kecil meningkat jadi pencuri besar dan di belakangnya lahir pencuri-pencuri kecil yang lain.
-
Luka di perut Wiranto bisa sembuh cepat. Luka psikologis tidak. Luka justru bisa makin parah. Dan saat sudah tak tertahankan maka ujungnya kematian
-
Hampir semua pejabat di lingkaran terdekat Presiden Joko Widodo punya musuh. Namun musuh Wiranto terbilang yang paling banyak.
-
Jika sudut pandang bilangan dialihkan ke sudut pandang persoalan inti, maka angkanya tak saja berubah jadi besar, tetapi juga terasa mengerikan.
-
Buzzer pada dasarnya merupakan istilah dalam aktivitas jual-beli. Istilah aslinya 'buzz marketing'. Istilah lain, 'grass-root marketing'.
-
Dalam kondisi-kondisi tertentu, dalam kemarahan dan kesedihan dan kesakitan yang sudah tak lagi tertahankan, Arthur lepas kendali.
-
Sejak orde baru tumbang, berganti orde reformasi, banyak sekali wakil rakyat tipikal begini. Baik di tingkat pusat maupun daerah.
-
Ada perbedaan mencolok antara jalan para bapak bangsa dan anak-anak STM ini. Sukarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, melawan dengan cara terpelajar.
-
Persoalannya, Pak Jokowi, Anda sepertinya tidak sadar situasi sudah tidak sama lagi. Anda masih saja mengandalkan catenaccio kuno made in 1938.
-
Komisi yang melindungi anak justru menjungkirbalikkan mimpi anak? Tidakkah ini ironis? Dipandang dari kaca mata yang lugu tentu begitu.
-
Dari UFC ke arena judo, kemenangan dan kegagalan bertanding sama-sama dikaitpautkan dengan agama.
-
Tindakan berbohong dan fakta kebohongan Ratna Sarumpaet berupaya disamarkan dengan memanfaatkan emosi orang-orang yang disasar
-
Ratna Sarumpaet berkilah wajahnya yang bengap disebabkan penganiayaan, yang kemudian, entah bagaimana menjadi kebohongan yang berlanjut.
-
Sejak 2014, kecenderungan bergeser jauh. Posisi wakil presiden menguat dan makin strategis di edisi 2019.
-
Pilihan-pilihan Prabowo dan Jokowi terhadap figur yang menjadi bakal calon wakil presiden, menimbulkan gonjang-ganjing di koalisi mereka.
-
Perkara melepaskan diri dari jerat hukum, Pak Setnov memang tidak punya lawan seimbang.
-
Tulisan 'Pribumi' berukuran besar dipampangkan di bagian depan, sedangkan di samping...
-
Kadangkala uang bisa dikalahkan oleh harga diri. Dan inilah yang mungkin akan terjadi.
-
Bung, surat ini tak mengandung permintaan maaf atau basa-basi semacamnya. Saya cuma ingin menyampaikan cerita tentang Wakil Rakyat, pekerjaan Anda.
-
Konsentrasi Arsenik pada tubuh Munir menyebab blokade reaksi detoksifikasi dan penekanan ekskresi melalui ginjal. Inilah yang membunuhnya.
-
Fadli Zon dan Fahri Hamzah, ikut menyerang. Mereka ngenyek lewat Twitter. Sejumlah politisi lain, dengan caranya sendiri, ikuT ngenyek.
-
Di era Aung San Suu Kyi kebencian tetap saja merebak dan pembantaian demi pembantaian terus terjadi. Bahkan dengan cara-cara yang makin keji.
-
Saracen sekarang sudah diberangus. Apakah hoax lantas berhenti? Sama sekali tidak.
-
Kengawuran Pak Kapolres memuncak di kalimat berikutnya. Bilangnya: "orang pada nonton HBO. Nonton bokep. Ngapain nonton berita, he-eh."
© 2019 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved