Gerhana Bulan Total
Waktu yang Tepat untuk Melihat Gerhana Bulan Total atau Blood Moon 7 September 2025
Fenomena gerhana bulan total atau blood moon akan terjadi pada 7 September 2025.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Fenomena alam gerhana bulan total atau blood moon akan berlangsung pada 7 September 2025.
Masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan fenomena gerhana bulan total ini dengan mata telanjang.
Tidak seperti gerhana matahari total yang membutuhkan kacamata khusus, gerhana bulan total dapat disaksikan tanpa kacamata.
Agar lebih jelas, Anda bisa melihat gerhana bulan total ini dengan kamera, teleskop, atau teropong kecil.
Baca juga: Fenomena Gerhana Matahari Sebagian 21 September 2025, Lakukan Salat Kusuf
Penjelasan Ilmuan
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menjelaskan, gerhana bulan total (GBT) kerap disebut blood moon atau bulan merah darah.
Alasannya, karena ketika fenomena ini terjadi, bulan menunjukkan warna cerah menyala.
“Disebut demikian karena saat gerhana, bulan tertutup bayangan Bumi. Namun bulan tidak pernah benar-benar gelap total,” ujar Thomas, Rabu (3/9/2025) dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Daftar 16 Negara yang Bisa Menyaksikan Gerhana Matahari 2 Agustus, Ini Tips Aman untuk Melihatnya
Fenomena gerhana bulan total adalah kejadian alam astronomi di mana Bulan berada dalam bayangan inti (umbra) Bumi secara keseluruhan.
Hal ini terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat berada dalam satu garis lurus yang sama (sejajar), dengan Bumi di tengah, sehingga sinar Matahari tidak mampu menyinari permukaan Bulan secara langsung.
Saat gerhana bulan total, seluruh permukaan Bulan tertutup oleh bayangan umbra Bumi, sehingga Bulan tampak gelap dan berubah warna menjadi merah tembaga atau kemerahan yang sering disebut dengan istilah "Bulan Darah" (Blood Moon).
Warna merah ini disebabkan oleh pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi, yang menyaring sebagian besar cahaya biru dan memungkinkan cahaya merah mencapai Bulan.
Baca juga: Hari Ini Ada Gerhana Matahari di Pengujung Ramadan 2024, Ini Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Khusuf
Gerhana bulan total bisa berlangsung selama sekitar satu hingga dua jam, melewati berbagai fase mulai dari Bulan mulai memasuki bayangan penumbra, memasuki umbra, puncak gerhana total, hingga keluar dari bayangan tersebut.
Fenomena ini dapat diamati dari wilayah Bumi yang sedang mengalami malam hari pada saat gerhana berlangsung dan bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa alat pelindung khusus.
Secara ilmiah, gerhana bulan total adalah demonstrasi yang nyata dari hubungan dan gerak relatif antara Matahari, Bumi, dan Bulan dalam tata surya kita.
Waktu yang Tepat Menyaksikan Gerhana Bulan Total
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menjelaskan, gerhana bulan total ini bisa diamati secara jelas di seluruh wilayah Indonesia pada Minggu malam hingga Senin (8/9/2025) dini hari.
Gerhana dimulai pukul 23.27.02 WIB dan berakhir pada pukul 02.56.26 WIB.
Baca juga: Fenomena Gerhana Bulan Total Hari Ini, Terjadi Pukul 10.57 WIB, Ini Penjelasan BMKG dan BRIN
“Fase totanya akan terjadi mulai pukul 00.30.31 hingga 01.52.47 WIB. Jadi, masyarakat bisa menyaksikan puncak gerhana pada rentang waktu tersebut,” kata Thomas.
Ia menegaskan, peristiwa ini dapat terlihat di semua zona waktu Indonesia.
“Untuk wilayah timur, gerhana bisa dinikmati mulai pukul 01.27 WIT hingga 04.56 WIT,” ujarnya.
Pasang Air Laut
Fenomena gerhana bulan total ini ternyata memiliki dampak terhadap bumi.
Satu diantara dampaknya adalah pasang maksimum air laut yang berpotensi memicu banjir rob di beberapa kawasan pesisir.
“Gerhana bulan selalu bertepatan dengan fase bulan purnama, karena pada saat itu posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus,” tutur Thomas.
Baca juga: Jadwal Gerhana Bulan Penumbra pada 5-6 Mei 2023, Berikut Panduan Salat Gerhana Bulan
“Ketika Bumi tepat berada di antara Matahari dan Bulan, cahaya Matahari terhalang sehingga terjadilah gerhana,” tambahnya.
Thomas mengingatkan, gerhana Bulan total tidak selalu bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, peristiwa pada 7–8 September mendatang merupakan kesempatan langka.
“Masyarakat bisa mengamatinya dengan mata telanjang tanpa alat bantu, meskipun tentu akan lebih menarik jika menggunakan teleskop atau kamera untuk melihat detail permukaan bulan,” ujarnya menutup penjelasan.
Sholat Gerhana Bulan
Bagi umat Islam, ada anjuran untuk melaksanakan salat gerhana.
Baca juga: Apa Itu Kabut Adveksi, Fenomena Alam yang Menyelimuti Bali, Simak Penjelasannya
Sebab, sholat gerhana bulan ini memiliki beberapa keutamaan.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana tidak terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang. Jika kalian melihatnya maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah." (HR. Bukhari).
Karenanya, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana bulan ketika fenomena alam ini terjadi.

Keutamaan Salat Gerhana Bulan
Ada beberapa keutamaan salat gerhana bagi umat Islam.
Baca juga: 21 Desember Memperingati Hari Apa? Ternyata Ada Peringatan Soal Fenomena Alam
- Salat gerhana bulan merupakan bentuk pengakuan atas tanda-tanda kekuasaan Allah SWT di alam semesta.
- Melaksanakan salat ini menunjukkan iman kepada kekuasaan Allah atas seluruh makhluk dan peristiwa alam.
- Rasulullah SAW menganjurkan shalat gerhana sebagai bentuk doa, ketakwaan, dan permohonan ampun.
- Dalam hadits disebutkan bahwa gerhana bukan karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi sebagai tanda dari Allah untuk mengingat kebesaran-Nya, maka disunnahkan untuk berdoa, shalat, dan bersedekah.
Niat Salat Gerhana Bulan
Dalam bahasa Arab:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا / مَأمُومًا لله تَعَالَى
Bacaan Latin:
Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ
Artinya:
"Saya niat shalat sunnah gerhana Bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."
Baca juga: Fenomena Alam Langka Mirip Tornado Terjadi di Tengah Danau Toba, BMKG Silangit Berikan Penjelasan
Tata Cara Salat Gerhana Bulan
- Salat gerhana bulan dilakukan 2 rakaat dengan cara khusus yang agak berbeda dari salat biasa.
- Dalam setiap rakaat, membaca Surat Al-Fatihah dan surat panjang atau ayat Al-Qur’an (seperti surat Al-Baqarah) dua kali dengan suara keras (jahr).
- Salat Gerhana Bulan ini dikerjakan dengan berjemaah tanpa adzan dan iqamah.
- Ruku dan sujud dilakukan dua kali dalam setiap rakaat.
- Setelah salat selesai, imam biasanya memberikan khutbah dengan tausiyah mengenai beristighfar, meningkatkan ketakwaan, bertaubat, serta melakukan sedekah.(tribun-medan.com)
Sebahagian tulisan ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gerhana Bulan Total 7 September 2025, Jam Berapa Waktu Terbaik untuk Melihatnya?
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.