Unjuk Rasa di DPRD Sumut
Ribuan Massa Cipayung Plus Demo ke DPRD Medan : Reformasi DPRD, Copot Kapolda
Orator aksi blak-blakan soal pelanggaran etik, korupsi, pemborosan anggaran, hingga pengkhianatan terhadap amanah rakyat.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Tria Rizki
Ribuan Massa Cipayung Plus Demo ke DPRD Medan : Reformasi DPRD, Copot Kapolda
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ribuan orang secara bergelombang melakukan protes keras, turun ke jalan di Kota Medan. Elemen pergerakan mahasiswa plus rakyat yang tergabung dalam Cipayung Plus Kota Medan, menyatakan sikap kritis terhadap kondisi lembaga legislatif daerah, khususnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, Jumat (29/8/2025)
Orator aksi sampaikan tujuan aksi menyikapi kondisi bangsa dan pemerintah yang tengah menjadi sorotan publik , akibat berbagai dugaan pelanggaran etik, korupsi, pemborosan anggaran, hingga pengkhianatan terhadap amanah rakyat.
"Aksi ini merupakan bentuk ekspresi demokrasi dan kontrol sosial kami terhadap penyelenggara pemerintahan yang sudah terlalu jauh menyimpang dari nilai-nilai keadilan, transparansi, dan tanggung jawab publik," kata orator.
Perwakilan KAMMI, Amin Siregar menuntut Kapolri, Listyo Sigit mengevaluasi dan mencopot Kapolda Sumut Irjen Whisnu atas tindakan represif anggotanya saat mengawal aksi. Puluhan mahasiswa ditangkap, dan dipukuli, dan diperlakukan tidak manusiawi.
"Kami mendesak Kapolri bersikap tegas, copot Kapolda Sumut. Evaluasi tindakan represif yang dilakukan kepada rakyat, mahasiswa. Kami juga menuntut keadilan atas kematian Afan Kurniawan yang dilindas dengan dlsadis oleh aparat polisi," kata Amin saat berorasi di atas pikup lengkap pengeras suara.
Pada aksi ini massa aksi membawa sejumlah tuntutan atas sejumlah kebijakan pemerintah, kasus korupsi nasional hingga daerah, dan prilaku aparat polisi yang tidak manusiawi.
Poin tuntutan Cipayung Plus Medan kali ini yakni :
1. Mandeknya pengesahan RUU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat, yang sangat penting dalam konteks pemberantasan korupsi dan perlindungan hak-hak masyarakat adat sebagai bagian dari komitmen konstitusi terhadap keadilan sosial.
2. Tindakan represif aparat keamanan terhadap aksi unjuk rasa mahasiswa yang belakangan kerap terjadi di Kota Medan. Kebebasan berpendapat dijamin oleh konstitusi, dan kami menolak segala bentuk kriminalisasi maupun kekerasan terhadap aktivis, mahasiswa dan pers.
3. Kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR di tengah kondisi ekonomi rakyat yang sulit. Isu pajak yang semakin membebani masyarakat kecil justru dikontraskan dengan peningkatan fasilitas elite politik, menciptakan jurang ketimpangan dan ketidakadiln yang semakin dalam.
4. Kesejahteraan guru honorer yang masih jauh dari kata layak. Pemerintah dan DPRD seharusnya memprioritaskan peningkatan gaji dan status guru honorer yang merupakan pilar pendidikan bangsa.
TUNTUTAN CIPAYUNG PLUS KOTA MEDAN:
1. Mendesak transparansi dan akuntabilitas penuh DPRD Kota Medan dalam seluruh penggunaan anggaran daerah.
2. Menuntut penghentian kegiatan perjalanan dinas dan sosialisasi yang diduga hanya menjadi modus memperkaya diri dan kelompok.
3. Segera sahkan RUU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat sebagai bentuk komitmen negara terhadap keadilan hukum dan hak-hak masyarakat adat.
4. Menolak dengan tegas tindakan represif aparat terhadap mahasiswa dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Negara wajib menjamin kebebasan berekspresi.
5. Menolak kenaikan gaji dan tunjangan DPR di tengah krisis ekonomi masyarakat. Kami mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap penghasilan anggota legislatif dengan mempertimbangkan asas keadilan dan kepantasan.
6. Segera tingkatkan kesejahteraan guru honorer di Kota Medan, baik dari segi gaji, status, dan perlindungan kerja. Pendidikan harus menjadi prioritas, bukan beban bagi para pendidiknya.
"Kami tegaskan, aksi ini bukan sekadar pergerakan simbolik, melainkan bagian dari kesadaran kolektif mahasiswa dan pemuda Kota Medan untuk mengawal dan membersihkan institusi publik dari praktik busuk, culas, dan koruptif," kata perwakilan koordinator aksi.
Jika tuntutan ini tidak ditanggapi secara serius, Cipayung Plus Medan akan menggalang kekuatan rakyat lewat unjuk rasa yang lebih besar, melakukan konsolidasi luas, dan turun ke jalan dengan skala yang lebih besar lagi.
"Bersihkan DPRD Kota Medan dari para pengkhianat rakyat! Selamatkan anggaran daerah dari pemborosan dan korupsi! Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat! Reformasi DPRD Kota Medan, Sekarang Juga!," pungkas oraator aksi lain dari GMNI.
(Dyk/Tribun-Medan.com)
Didemo Tiga Hari Berturut-turut, DPRD Sumut: Kami Minta Maaf, Akan Kawal Kasus Affan Sampai Tuntas |
![]() |
---|
Pendemo Bakar Road Barrier, Tembok Masjid PN Medan Dicoret-coret |
![]() |
---|
Asap Hitam Membumbung, Pos Polisi di Kesawan Medan Jadi Sasaran Amuk Massa |
![]() |
---|
Detik-Detik Petugas di DPRD Sumut Berhamburan Masuk ke Dalam Gedung Saat Massa Lempar Batu |
![]() |
---|
Pedagang dan Pelanggan Warung Bakso Terbatuk-batuk Nyaris Muntah Kena Gas Air Mata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.