Truk Tangki Terguling Macetkan Jalur Semarang-Kendal
Kemacetan panjang terjadi di Jalan Raya Mangkang atau jalur utama Semarang-Kendal, Jawa Tengah hingga belasan kilometer
Kemacetan tersebut diakibatkan tergulingnya sebuah truk tangki milik PT Pertamina dengan posisi melintang di badan jalan. Truk yang mengangkut 16.000 liter premium dengan nomor polisi R 1861 DB terguling sekitar pukul 09.00 WIB.
"Macet panjang, sudah lama saya di sini dan tidak bergerak sama sekali," ungkap Hermawan (31), pengendara mobil boks yang terjebak kemacetan. Ia yang sedianya sudah sampai di Kendal untuk mengirim barang masih harus terjebak kemacetan hingga truk yang terguling bisa dievakuasi. Sebagian pengemudi kendaraan lainnya terlihat keluar dari mobil mereka dan tampak duduk-duduk di pinggir jalan untuk mencari tempat yang teduh.
Jalur tersebut merupakan jalur utama menuju Kendal dan Jakarta yang biasanya banyak dipenuhi bus, truk dan mobil pengangkut barang. Kondisi ini dimanfaatkan pedagang asongan untuk menjajakan es dan makanan di tengah kemacetan.
Anggota Satlantas dari Polsek Ngaliyan dan Polsek Tugu terlihat mengatur lalu lintas terutama jalur Semarang-Kendal untuk menghindari penumpukan kendaraan di jalur tersebut.
Kanit Lantas Polsek Ngaliyan Iptu Suyit Munandar mengatakan, berdasarkan penyelidikan sementara, peristiwa bermula ketika truk melaju dari arah timur ke barat. Tiba-tiba truk menabrak tiang listrik yang berada di pembatas jalan hingga oleng.
"Kemudian truk terguling dengan posisi melintang di tengah jalan," ujarnya.
Menurutnya, kecelakaan diduga akibat pengemudi yang mengantuk sehingga tidak mampu mengendalikan kendaraannya. Sejumlah petugas dari Dinas Kebakaran Kota Semarang kemudian datang ke lokasi dan menyemprotkan busa cair untuk mengantisipasi kebakaran. Busa cair tersebut disemprotkan ke jalanan yang terkena tumpahan premium.
Evakuasi truk membutuhkan waktu cukup lama dengan menggunakan dua truk derek. Selain itu, petugas juga tampak membersihkan lokasi dari tumpahan premium, sehingga kemacetan hingga siang ini belum bisa terurai. (*)