Konsumsi Serat Masyarakat Masih Rendah
Dekan Fakultas Kedokteran USU Prof Dr Gontar Alamsyah Siregar men
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dekan Fakultas Kedokteran USU Prof Dr Gontar Alamsyah Siregar mengatakan gejala konstipasi atau gangguan pola Buang Air Besar (BAB) akibat kurangnya asupan serat antara lain BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu, merasa tidak puas saat buang air besar, ada lendir dan darah saat BAB, memerlukan waktu yang lebih untuk BAB.
"Serat menyebabkan rasa kenyang, kalau sudah berasa kenyang maka kita tidak lagi mengkonsumsi protein, lemak, karbohidrat secara berlebih. Kalau zat itu dikonsumsi secara berlebih maka tidak bagus bagi tubuh," kata Gontar, Dekan Fakultas Kedokteran USU, Kamis (6/12/2012).
Ia menyatakan, hingga saat ini pemahaman masyarakat tentang manfaat serat ini masih sangat minim di Indonesia. "Masyarakat pada umumnya masih menganggap serat sebagai hal yang sepele, padahal efeknya terhadap kesehatan sangat besar," Ujarnya.
"Rendahnya kesadaran akan pentingnya serat tersebut, terlihat dari data hasil penelitian Departemen Kesehatan tahun 2008, yang menemukan konsumsi serat masyarakat di Indonesia hanya 10,7 gram perhari. Jumlah tersebut masih jauh dari anjuran Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebesar 25 gram-35 gram perhari.
Terpisah, Manager Produk Vegeta, Nadya Belinda Suwanto mengatakan Perusahaan Enesis mengeluarkan suplemen serat yakni Vegeta. Vegeta merupakan suplemen untuk memenuhi asupan serat di dalam tubuh yang relatif kurang. "Vegeta sudah ikut uji klinis tahun 2002 di RS Harapan Kita. Hasilnya, Vegeta mampu menurunkan kadar kolestrol total dan BAB menjadi rutin dan lancar," katanya seraya menyatakan Vegeta mendapatkan penghargaan seperti Top Brand, Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) dan lainnya.
(akb/tribun-medan.com)