Piala Maya 2012 Tidak Hanya Nilai Teknis
Sineas Sumatera Utara Andi Hutagalung menilai Piala Maya lebih baik dibandingkan
TRIBUN-MEDAN.com-MEDAN-Sineas
Sumatera Utara Andi Hutagalung menilai Piala Maya lebih baik
dibandingkan Festifal Film Indonesia.
Film Andi, Permata di Tengah Danau bersaing dalam ajang Piala Maya 2012.
Ini
merupakan kesempatan ketiga film tersebut mendapatkan penghargaan
prestisius dalam tahun ini setelah sebelumnya menjadi jawara di Festival
Film Dokumenter Bali dan Festival Film Dokumenter Internasional.
Walaupun bersaing ketat, Piala Maya 2012 membersitkan harapan bagi dirinya karena tidak hanya menilai film dari segi teknis.
“Konten
juga diutamakan. Kalau hanya dari segi teknis seperti di Festival Film
Indonesia, kami pasti tertinggal karena membuat film dengan peralatan
seadanya,” ujarnya saat dihubungi Tribun, Jumat (14/12/2012) .
Galung
enggan menilai kans filmnya menjuarai salah satu kategori di ajang yang
disebut-sebut sebagai Golden Globe-nya Indonesia itu. Pengumuman
pemenang rencananya berlangsung Sabtu (14/12/2012) besok di SAE
Institut, FX Jakarta.
"Aku serahkan ke juri sajalah. Persaingannya ketat," kata pria yang akrab dipanggil Galung itu sambil tertawa.
Film Permata di Tengah Danau bersaing dengan enam film dokumenter lainnya.
Berbeda dengan ajang lainnya, Piala Maya melibatkan seratus juri dari berbagai latar belakang untuk penilaiannya.
Film
Permata di Tengah Danau sendiri mengangkat kisah anak-anak di Pulau
Samosir yang serba minim fasilitas belajar namun mampu kritis melihat
situasi lingkungannya karena dibimbing para aktivis lingkungan di Sopo
Belajar.
(ton/tribun-medan.com)