Kematian Andreas Disesalkan Keluarganya
Personil Satuan Sabhara Polresta Medan yang bunuh diri dengan menggantung diri,
Laporan Wartawan Tribun Medan/Liston Damanik
TRIBUN-MEDAN.com-MEDAN-Personil Satuan Sabhara Polresta Medan yang bunuh diri dengan menggantung diri, Brigadir Andreas Hutabarat, meninggalkan tandatanya pada keluarganya.
Paman almarhum T Hutabarat mengatakan, beberapa hari yang lalu Andreas datang ke rumahnya.
"Saya tanya 'kok nggak kerja kau?' Katanya, SK penugasannya belum keluar," kata Hutabarat.
Menurutnya, Daniel dimutasi setelah mendapat sanksi atas pelanggaran disiplin. Namun, ia mengaku tidak tahu apa jenis pelanggarannya.
Teman sejak kecil almarhum, Marpaung, menduga persoalan dengan isteri yang tidak pernah serumah dengan Daniel sejak menikah bercampur aduk dengan masalah pekerjaan.
"Mungkin dia stres. Apalagi dia kan sering pakai narkoba," kata Marpaung.
Seorang sepupu Daniel yang juga hadir di rumah duka menilai, persoalan mutasilah yang paling membebani pria dengan satu anak itu.
"Memang permasalahan dia dilaporkan oleh isterinya itu kemungkinan penyebabnya stres. Tapi, persoalan pekerjaanlah yang paling berat," katanya.
Daniel, 32 tahun, ditemukan tak bernyawa di kamarnya. Sekitar pukul 7 pagi ayahnya mengetuk pintu untuk membangunkannya, namun tidak mendapat respon. Keluarga pun menerobos plafon untuk masuk ke kamar dan akhirnya menemukan Daniel tergantung.
Kapolsek Medan Area Kompol Rama S Putra mengatakan, Andreas ditemukan menggantung dengan leher terikat tali nilon warna kuning.
(ton/tribun-medan.com)