Breaking News

Baca Edisi Cetak Tribun Medan

Tiga Jembatan Timbang Tutup Pasca-Operasi Tangkap Tangan

"Wajar ada keresahan. Sebab, teman mereka kena Operasi Tangkap Tangan," Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Utara Anthony Siahaan.

Tribun Medan/Indra Gunawan
Unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor (UPPKB) Tanjung Morawa I tampak sepi Selasa, (25/10/2016). 

LUBUKPAKAM, TRIBUN-Tiga unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor (UPPKB) Dinas Perhubungan Provinsi Sumut di Jalinsum Tanjungmorawa dan Binjai tidak beroperasi berhari-hari.

Dan, tampaknya jembatan timbang di Jalan Ir Juanda, Binjai Timur akan tutup lebih lama. Pasalnya, dinas perhubungan tidak punya anggaran untuk memperbaiki timbangan tersebut pada 2016.

Sedangkan, UPPKB Tanjungmorawa I di Simpang Kayu Besar tidak beroperasi sejak Minggu, (23/10). Sementara UPPKB Tanjungmorawa II di Desa Wonosari Km 21 tidak beroperasi selama dua pekan.

Para pegawai di jembatan timbang tersebut mengatakan, tidak beroperasinya UPPKB, gara-gara ada kerusakan di mesin penimbang. Pantauan Tribun, kemarin, di UPPKB Tanjungmorawa I petugas sudah menutup pintu masuk dengan traffic cone (alat pengendali lalu lintas berbentuk kerucut).

Petugas juga sudah membuat pengumuman di kertas selembar, yang ditempelkan di rambu lalu lintas. Isinya untuk sementara waktu jembatan timbang tersebut tidak dapat beroperasi, karena adanya kerusakan pada monitor. Pengumuman tersebut ditandatangani pelaksana tugas UPPKB TM I, M S Riyadi.

"Kalau mau tanya sama bos sajalah, cuma memang ini bos belum datang. Karena rusak monitornya, ya gak bisalah. Atau kalau mau tanya ke Medan saja di kantor Dinas. Kalau kami di sini "kecil-kecil" gak boleh kasi keterangan. Bukan wewenang kami untuk memberi komentar apalagi sama wartawan," kata pegawai, yang menolak memberi tahu namanya.

Tribun sempat meminta bukti bahwa, monitor memang rusak. Seorang pegawai pun menghidupkan monitor untuk timbangan. Dan, terlihat layar pada mesin timbang error.

"Minggu sore sekitar jam empat ini rusaknya. Ya, sudah tahu juganya pimpinan, cuma ya sekarang memang nyatanya belum diperbaiki, ya cemana. Gak ada hubungannyalah sama kejadian penangkapan di Sibolangit.

Kurasa monitornya ini error, karena air masuk ke mesin timbang. Tapi, entah kenapa pula bisa masuk air ke dalam," ucap pegawai lainnya, yang juga tidak bersedia menyebutkan namanya.

Beberapa pegawai yang diwawancarai Tribun, meski dengan malu-malu ada juga di antara mereka yang membenarkan kalau perputaran uang di setiap UPPKB cukup besar.

Menurut mereka, hal tersebut bisa dilakukan, karena memang sistem yang dipakai belum online.

"Coba dibuat online, pasti tidak ada yang bisa menyeleweng. Sekarang gini, penempatan kita bertugas pun gak sesuai ini. Jauh kali kami rasa. Cobalah ya, ada di tempat kita ini orang Binjai yang tugasnya sampai Tanjungmorawa. Jauh kali kan. Kami itu kalau bekerja satu regu 12 orang. Di sini ada lima regu," kata staf, yang mengaku sudah golongan 3B.

Tribun sempat menunggu kehadiran pelaksana tugas UPPKB TM I, M S Riyadi. Namun setelah satu jam ditunggu, ia tidak kunjung datang. Beberapa pegawai yang ditanya tidak bersedia memberikan nomor telepon Riyadi. Mereka menolak, karena takut yang bersangkutan keberatan.

Situasi di UPPKB Tanjungmorawa II tidak jauh berbeda dengan di Tanjungmorawa I. Suasana sepi juga terlihat di UPPKB Tanjungmorawa II. Para pegawai yang bertugas tampak duduk-duduk di warung samping UPPKB. Mereka mengobrol sambil meminum kopi.

"Kalian tanya ke Medan sajalah masalah ini. Gak ada itu (hubungannya sama kejadian di Sibolangit). Kepala Timbangan pun gak ada, tanya aja di Medan makanya. Kalian foto aja timbangan ini, dan buat di koran sudah dua minggu ini rusak. Sampai sekarang masih seperti inilah kondisinya (rusak)," kata seorang pegawai UPPKB.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved