Taruna Tewas
Pisang Goreng Terakhir untuk Amirulloh sebelum Tewas Dianiaya Para Senior
"Mamanya keluar rumah (teras) sampai ke dapur diikutin terus, buat minta digorengin (pisang),"
TRIBUN-MEDAN.com - Amirullah Adityas Putra (19), siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas dianiaya empat seniornya, sempat meminta pisang goreng buatan ibu kandungnya, Siti Aminah.
"Hari Sabtu lalu dia pulang ke rumah mama kandungnya, di Bekasi. Katanya selama di sana Amir ngintilin terus minta dibikinin pisang goreng."
"Mamanya keluar rumah (teras) sampai ke dapur diikutin terus, buat minta digorengin (pisang)," kata Dedeh, tetangga korban, yang mengaku mendapat cerita langsung dari Aminah, Kamis (12/1/2017).
"Akhirnya ya dibuatin. Untung Bu Mimin (panggilan Aminah) ngasih yang dipengin anaknya terakhir," imbuh Dedeh.
Baca: Begini Kronologi Taruna STIP Tewas Dipukuli Senior, Perut hingga Ulu Hati Digebuk
Ia juga bercerita, Amir dan kembarannya, Amar beserta kakak sulungnya, Erwin, sejak kecil sudah diurus oleh nenek dan kakeknya di Warakas, Jakarta Utara.
Setiap Sabtu, mereka kumpul keluarga bersama ibu kandungnya di Bekasi, lantaran setiap harinya tinggal bersama sang nenek.
"Mbah (nenek)-nya sayang sekali sama mereka. Untuk makanan itu selalu dikasih yang baik-baik. Malah tiap hari bisa jadi ketemu daging terus saking sayangnya," ungkap Dede.
Baca: Pengakuan Mengejutkan Saudara Kembar Amirulloh yang Tewas Dianiaya Senior
Halimah, tetangga lainnya, membenarkan hal tersebut. Dirinya mengaku sempat melihat Amir meminta dibelikan perkedel oleh neneknya, di depan rumahnya.
"Pagi itu dia sudah dikasih sarapan sama mbahnya pakai telor dan macam-macam, tapi masih minta nambah perkedel. 'Mbah, mau perkedel ya', terus saya lihat mbahnya geleng-geleng, karena dipikirnya sudah banyak lauk tapi akhirnya dibilang 'ya sudah beli di depan'," beber Halimah.
Cita-cita Amirullah menjadi pelaut memang sudah kandas, setelah siswa tingkat I STIP Marunda itu tewas dianiaya seniornya pada Selasa (10/1/2017) malam.
Nenek Amir, Supiah (64), mengenang saat awal sang cucu memilih cita-cita menjadi pelaut.
"Dia (Amir) mau ikuti (jejak) kakek dan omnya yang kerja di laut, makanya dia daftar ke STIP setelah lulus sekolah," papar Supiah di rumah duka di Jalan Warakas 3 Gang 16, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017).
Supiah tak menyangka cucunya harus lebih dahulu meninggalkannya dengan cara kekerasan.
Ia mengatakan, Amir selama ini tak pernah bercerita apapun lantaran memang dikenal sebagai anak pendiam.
"Jarang cerita di sekolahnya gimana," cetusnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/amirullah-adityas-putra_20170111_154343.jpg)