Rhenald: Runtuhnya Perusahaan-perusahaan Besar oleh Lawan yang Tak Terlihat
"Para pemain lama (incumbent) tak bisa mendeteksi karena lawan-lawan berada di luar jangkauan radar mereka," jelasnya dalam buku Disruption.
TRIBUN-MEDAN.com - Perbincangan mengenai perkembangan teknologi seperti tak akan ada habisnya, transisi gaya hidup masyarakat, suka tidak suka juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan internet.
Peralihan gaya hidup masyarakat juga berimbas pada perputaran roda-roda ekonomi yang kiblatnya semakin menuju digitalisasi ekonomi.
Di tengah masifnya perkembangan teknologi, internet saat ini telah menjadi kebutuhan, pada beberapa tahun belakangan ini mungkin tak pernah terlintas dalam benak setiap orang bahwa, internet bisa menjangkau segala kebutuhan derajad hidup manusia.
Baca: Bandar Sabu yang Ditembak Mati Ternyata Sudah 3 Minggu Diintai
Baca: Menilik Janji Ahok kepada PPP Kubu Djan Faridz, Ada Permintaan Gaji Bulanan
Baca: Cinta Memang Ajaib, Ini Kisah Pemuda 28 Tahun yang Jatuh Cinta pada Nenek 82 Tahun

Fenomena ojek dan taksi online di Indonesia terutama di kota-kota besar menjadi hal yang dinamis.
Dahulunya sudut-sudut strategis simpang perempatan jalan, tak sulit menemukan pangkalan ojek, namun kini, pangkalan ojek ada dalam genggaman ponsel pintar, bisa kapan saja, di mana saja, dan kemana saja ojek siap mengantar.
Begitu juga dengan kebutuhan gaya hidup lainnya, dapat dengan mudah dibeli, bayar, dan barang yang dipesan sampai di rumah. Cukup dengan ponsel pintar dan koneksi internet, yang dahulunya mungkin tak pernah terpikirkan.
Namun, apakah fenomena tersebut hanya memberikan sisi daya tarik dan berbagai kemudahan yang ditawarkan internet sebagai kebutuhan saat ini?
Baca: Tatkala Bupati yang Dituding Jiplak Ranperda Kehilangan Kata-kata
Baca: Simak Alasan Penyuap Pejabat Pajak Minta Bantuan Adik Ipar Jokowi
Baca: Akibat Makian Dewi Perssik, Acara D’Academy Dihukum Tidak Tayang Sementara
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Renald Kasali dalam buku terbarunya yang berjudul Disruption mengungkapkan, dalam setiap perubahan atau transisi akan selalu menemukan kelompok orang yang tak siap. Mereka akan menolak perubahan.
"Kini dunia tengah menyaksikan perpindahan dari mobil bertenaga bensin ke self driving car yang dikendalikan teknologi informasi melalui smartphone," ungkap Rhenald dalam bukunya.