Stok Beras Bulog Tidak Transparan, Dapat Memancing Spekulan Harga Bermain
"Beras mencukupi empat bulan ke depan. Kalau stok kita gak bisa sebutkan lagi. Pastinya cukup untuk empat bulan ke depan,"
Laporan Wartawan Tribun Medan / Ryan Achdiral Juskal
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Di sejumlah pasar tradisional Kota Medan, harga komoditas pangan kerap mengalami fluktuasi harga.
Komoditas cabai, bawang dan beras kerap mengalami kenaikan harga. Bahkan, sejak tujuh bulan terakhir harga beras bertahan mahal.
Harga beras kategori rendah, yang selama ini berkisar di angka Rp 8000 hingga Rp 9000 per kilogram, kini bertahan di angka Rp 8500 hingga Rp 9500 per kilogram. Untuk kategori menengah, beras yang normalnya Rp 9500, hingga Rp 10.000 kini menjadi Rp 10.500 hingga 11.500 per kilogram. Sedangkan harga beras kategori atas harga normal yang seharusnya Rp 11 hingga 11.500, kini mencapai angka Rp 12.500 per kilogram.
Baca: Belanda dan Perancis Kirim Ekstasi ke Pria Tamatan SMP
Ketika Tribun Medan Medan mewawancarai Humas Perum Bulog Sumut, Rudi Adlyn mengatakan, stok beras di gudang Sumut masih mencukupi kebutuhan masyarakat Sumut hingga empat bulan ke depan. Namun, ketika ditanyai berapa ton stok di gudang Bulog Sumut saat ini, Rudi enggan berkomentar.
"Beras mencukupi empat bulan ke depan. Kalau stok kita gak bisa sebutkan lagi. Pastinya cukup untuk empat bulan ke depan," ujarnya Selasa (7/3/2017).
Hal ini pun menuai reaksi Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin. Pria yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara ini menyatakan, sangat membahayakan jika Bulog tidak transparan dengan stok beras di gudang Bulog. Sebab, hal ini akan memancing para spekulan untuk bermain.
Baca: Kurir Sabu Ini Terancam 20 Tahun Penjara, Ini Awal Mula Penangkapannya
"Sangat bahaya. Memang dengan statement itu Bulog yang tahu alasannya. Tapi ini akan mengundang para spekulan dengan sesuka hati menaikkan harga," ujarnya.
(raj/tribun-medan.com)