Kesehatan
Hasil Penelitian, Rokok Ternyata Perpendek Hidup Hingga 10 Tahun dan Memperpendek Penis Pria
Berita baiknya, mereka yang berhenti merokok di usia 20an atau 30an terhindar 90 persen risiko tambahan dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.
TRIBUN-MEDAN.com - Hasil penelitian baru di Australia menunjukkan efek rokok yang ternyata lebih mematikan dari yang diduga sebelumnya.
Para periset asal Australia mengatakan perokok memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi dibanding hasil penelitian sebelumnya.
Baca: Akui Lepas Keperawanan di Usia 17 Tahun, Akttis Cantik Ini Kini Sudah Bertaubat
Baca: Terkuak Sudah Alasan di Balik Tindakan Putri Aisyah Meminta Handphone Pembantunya
Berita baiknya, mereka yang berhenti merokok di usia 20an atau 30an terhindar 90 persen risiko tambahan dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.
Baca: Media Amerika Serikat Heboh Kabarkan Presiden dan Melania Trump Tidur Pisah Ranjang
Baca: Kata Tim Dokter perihal Perkembangan Teranyar Julia Perez, Membaikkah?
"Di tahun 1960an, kita dulu mengatakan mati karena rokok risikonya seperti hasil lemparan dadu," ujar pakar kesehatan Australian National University Emily Banks seperti dikutip dari Deutsche Welle.com.
Baca: Kenakan Jumpsuit Terlalu Ketat, Netizen Komentari Tubuh Dewi Perssik Bagian Ini, Ketat Sampai Ngecap
Baca: Sekian Lama Jadi Misteri, Sule Akhirnya Blakblakan soal Alasan Keluar dari Opera Van Java
"Kemudian kita mengatakan, seperti hasil lemparan koin. Kini hasil penemuan kami menunjukkan, sekitar 60 persen kematian para perokok adalah karena efek rokok."
Banks memimpin penelitian yang melibatkan 200.000 warga Australia berusia di atas 45 tahun.
Hasil risetnya mengatakan, mereka yang merokok masa hidupnya diperpendek rata-rata hingga 10 tahun.
Mereka yang merokok 10 batang per hari meningkatkan faktor risiko hingga dua kali lebih besar dan mereka yang merokok lebih dari 25 batang per hari empat kali lebih besar.
Merokok adalah penyebab kematian terbesar di Australia yang sebenarnya bisa dicegah.
15.000 orang meninggal setiap tahunnya karena merokok, ujar Dr Rob Grenfell dari National Heart Foundation yang terlibat dalam penelitian tersebut.