Fadli Zon: Soal Kendeng, Presiden Jangan Buang Badan
Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo bersikap tegas terkait polemik izin penambangan karst oleh PT Semen Indonesia
TRIBUN-MEDAN.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo bersikap tegas terkait polemik izin penambangan karst oleh PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Fadli menyayangkan sikap Jokowi yang menurut dia tidak menanggapi tuntutan para petani Kendeng.
Baca: Aksi Cor Kaki Para Petani Kendeng Wafat nan Memilukan hingga Arby Sumandoyo: Andai Kau Tahu
Baca: Gara-gara Pertanyaan Anies Ini, Ahok Tarik Nafas Panjang dan Geleng-geleng Sebelum Jawab
Baca: Malam Pertama Mendadak Super Gaduh, Suami Syok Lihat Ekor Menggantung di Alat Kelamin Istri
Para petani tersebut menghendaki izin penambangan PT Semen Indonesia dicabut karena merusak lingkungan.
Sikap Jokowi, kata Fadli, seperti tak menghargai para petani Kendeng yang rela berhari-hari mengecor kaki dengan semen sebagai bentuk protes.
"Ya, mestinya Presiden bisa intervensi ya. Bukan hanya sekadar melepas tapi juga memberi arahan kepada gubernur. Dan menyelesaikan dulu apa yang menjadi ganjalan bagi masyarakat," kata Fadi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2017).
Baca: Tiga Partai Politik Kepincut Jadikan Khofifah Calon Gubernur
Baca: Ini Jawaban Kocak Jokowi saat Ditanya Album dan Lagu Metallica yang Paling Disukai
Baca: Krishna Murti Bocorkan Kebiasaan Kapolri Tito lewat Foto Ini, Terungkap Sudah Etos Sang Jenderal
Dalam polemik ini, Fadli menilai Presiden seolah menghindar dari permasalahan ini karena berpotensi mencoreng citra.
Menurut Fadli, Presiden harus mampu mengeluarkan kebijakan tegas yang melindungi hak petani.
"Mestinya pemerintah bijak ya, berpihak pada rakyat. Kalau ada masalah yang belum selesai diselesaikan. Tuntutan-tuntutan masyarakat itu harus didengar. Itu semangat yang mereka sampaikan melalui protes," papar Fadli.
"Jadi bukan hanya kalau ada yang bagus-bagus diambil buat pencitraan. Kalau yang jelek-jelek dibuang. Jangan buang badan," lanjut politisi Partai Gerindra itu.
