Baca Edisi Cetak Tribun Medan
Gandi Termenung Lihat Jenazah Istri, Anak, dan Dua Cucunya yang Diduga Sengaja Dibakar
Tak lama kemudian, Gandi duduk di depan peti jenazah. Kerabatnya, yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa, menyalaminya.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gandi Ginting tampak termenung saat tutup peti jenazah istrinya Marita Sinuhaji, anaknya Frengki Ginting serta dua cucunya Selvy Beru Ginting (5) dan Kristin Beru Ginting dibuka usai makan siang di Jambur Gotong Royong, Pancurbatu, Deliserdang.
IA juga tak mengeluarkan satu pun kalimat, saat acara adat kematian kembali dimulai. Gandi tampak berdir menilik jenazah empat keluarganya, dan bibirnya bergerak-gerak. Ia tak mengeluarkan air mata.

Tak lama kemudian, Gandi duduk di depan peti jenazah.
Kerabatnya, yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa, menyalaminya.
Beberapa anggota keluarga memintanya berdiri, guna mengikuti acara adat.
Perwakilan keluarga Gandi, Anta Ginting, mengatakan, keluarga sudah mengetahui beberapa kali percobaan pembunuhan oleh orang tidak dikenal kepada keluarga Gandi.
Tapi, keluarga Gandi bersikeras menolak pindah dari rumah mereka di Jalan Milala, Lingkungan-1, Sidomulyo, Medan Tuntungan.
"Informasi yang kami peroleh tadi, penyebab kematian empat orang ini, karena kekurangan oksigen. Tapi, kami mohon dibongkar penyebab kebakaran rumah iru. Apalagi polisi tidak melakukan autopsi, cuma sekadar visum," katanya.
Ia berharap kepolisian menjalankan kerja secara bagus, sehingga mampu membongkar penyebab kebakaran rumah Gandi.
Bahkan, katanya, jika ada indikasi pembunuhan harus dibongkar dalang, yang merencanakan kejahatan tersebut.
Namun, pihak keluarga Gandi belum bermusyawarah terkait kebakaran yang menewaskan empat orang tersebut.
"Kami juga masih berduka, belum ada musyawarah membahas itu. Tapi, mohon partisipasi kawan-kawan wartawan untuk mengikuti kasus ini. Pak Gandi sudah memberi keterangan kepada polisi kemarin. Kami dorong polisi agar membongkar kasus ini," ujarnya.
Warga Gelisah
Warga Jalan Milala, resah pascakebakaran rumah, yang menewaskan empat orang sekeluarga.
"Satu malam ini, saya tidak bisa tidur, karena masalah itu. Takut kami, dan resah adanya dugaan pembunuhan dan kebakaran rumah," ujar B Tarigan kepada Tribun Medan/www.tribun-medan.com, kemarin.