Peringati Hari Pendidikan, Mahasiswa Bakar Ban dan Blokir Jalan di Simpang Kampus USU

Awalnya pengunjuk rasa berorasi, menyuarakan dalam aksinya agar pemerintah mewujudkan pendidikan gratis, objektif, ilmiah dan bermisi kerakyatan.

TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Sejumlah mahasiswa berunjukrasa memperingati Hari Pendidikan Nasional di depan Kampus USU, Medan, Sumatera Utara, Selasa (2/5/2017) petang. Aksi menolak diskriminasi pendidikan dan meminta dinaikannya upah guru serta mendesak pemerintah untuk membenahi sistem pendidikan tersebut berakhir ricuh dengan pihak kepolisian saat berusaha membubarkan aksi unjuk rasa mahasiswa. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Peringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), sejumlah massa yang mengatasnamakan Konsolidasi Mahasiswa Sumatera Utara berunjuk rasa di perempatan Simpang Kampus USU, Jalan Jamin Ginting, Selasa (2/5/2017) petang. Bahkan, mereka sempat memblokir jalan.

Awalnya pengunjuk rasa berorasi, menyuarakan dalam aksinya agar pemerintah mewujudkan pendidikan gratis, objektif, ilmiah dan bermisi kerakyatan.

"Wujudkan pendidkan gratis. Tolak liberalisasi pendidikan," ujar seorang orator melalui pengers suara.

Menurut Rektor USU Profesor Runtung Sitepu tuntutan para pengunjuk rasa tidak logis.

"Ini tuntutannya tidak jelas, tidak logis tuntutan mereka ini. Bahkan, banyak isi tuntutan mereka, tidak ada kaitannya dengan kampus," katanya saat dikonfirmasi via telepon seluler, kemarin malam.

Aksi mulai tidak terkoordinir, ketika aparat keamanan menurunkan Barakuda dan puluhan polisi Shabhara berpakaian lengkap. Pukul 18.00 WIB, mahasiswa pindah ke depan Pintu IV USU. Mereka mulai tidak terkendali dan menutup ruas Jalan Dr Mansyur.

Ketika jalan ditutup, warga setempat merasa terganggu. Mereka memaksa para demonstran membuka jalan. Kericuhan sempat terjadi antara mahasiswa dengan warga setempat. Mahasiswa yang berunjuk rasa masuk Kampus USU.

Saling kejar warga dan mahasiswa sempat terjadi. Seorang warga, yang tak dapat menghindari massa, diamuk puluhan mahasiswa hingga mengalami luka serius. Ketika sitruasi semakin tak terkendali, aparat kepolisian mengambil tindakan dengan meluncurkan gas air mata.

Pukul 19.00 WIB, pihak kepolisian memasuki kampus naik Barakuda. Ada juga aparat yang menggunakan sepeda motor untuk membubarkan massa aksi.

Sebelumnya, kelompok, yang mengatasnamakan warga, membantu pihak kepolisian menyeser mahasiswa ke dalam kampus. Puluhan personel kepolisian, diikuti Baracuda berusaha mengejar para pengunjuk rasa.

Lima mahasiswa berhasil ditangkap dan dibawa paksa keluar kampus, lalu dimasukkan ke truk Sabhara. Setelah sekitar setengah jam melakukan pengamanan, personel Sabhara pun mulai menarik diri, dan membawa Baracuda mereka keluar melalui Pintu IV USU.

Beberapa pria berbadan tegap, sempat memaksa awak media agar menghapus gambar-gambar yang direkamnya.

"Kau dari mana, hapus gambar-gambar itu. Kulihat kau tadi, dekat-dekat dengan mahasiswa," ujar pria berbadan gempal berambut pendek itu.

Terlihat Kompol Rudi Bonic memimpin anggotanya dalam pembubatan massa tersebut. Suasana di sekitar Kampus USU sempat mencekam. Apalagi, beberapa mahasiswa yang melintas ditanyai identitasnya oleh pria-pria berbadan tegap dan memakai HT.

Satpam yang sedang berjaga di Kampus USU tidak dapat berbuat banyak atas kejadian tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Humas USU, Bisru Hafi, belum berhasil dikonfirmasi memberikan tanggapannya soal kerusuhan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved