Peringati Hari Pendidikan, Mahasiswa Bakar Ban dan Blokir Jalan di Simpang Kampus USU

Awalnya pengunjuk rasa berorasi, menyuarakan dalam aksinya agar pemerintah mewujudkan pendidikan gratis, objektif, ilmiah dan bermisi kerakyatan.

TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Sejumlah mahasiswa berunjukrasa memperingati Hari Pendidikan Nasional di depan Kampus USU, Medan, Sumatera Utara, Selasa (2/5/2017) petang. Aksi menolak diskriminasi pendidikan dan meminta dinaikannya upah guru serta mendesak pemerintah untuk membenahi sistem pendidikan tersebut berakhir ricuh dengan pihak kepolisian saat berusaha membubarkan aksi unjuk rasa mahasiswa. 

Biaya Kuliah Mahal
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) dan aliansi buruh FPBI, KSPI, SBSI serta ormas dan kaum petani melakukan demo di depan kantor DPRD Sumut pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), kemarin.

Koordinator aksi dari SMI Ali Syahputra (21) mengatakan, bertepatan dengan hari pendidikan nasional, mereka bergabung dengan kaum buruh berunjuk rasa di depan kantor DPRD Sumut.

"Bidang pendidikan hari ini, sudah tidak sesuai lagi dengan esensi pendidikan. Sebanyak 12 sektor jasa pendidikan hari ini, sudah dikomersialkan oleh kaum-kaum pemodal. Negara saat ini telah lepas tangan dari dunia pendidikan," kata Ali

Padahal sebenarnya, katanya, sudah jelas dalam UU 1945 bahwa, negara wajib memfasilitasi, dan setiap warga berhak mendapat pendidikan yang layak. Hal itu juga telah diperinci di UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi.

"Melambungnya biaya kuliah, diskriminatif dan dikriminalisasinya pendidikan, membuat pendidikan hanya bisa dienyam kaum-kaum bangsawan dan pemodal yang memiliki uang. Hal itu tidak ada bedanya dengan masa pendidikan di jaman feodal. Hal inilah yang kita suarakan pada momentum hari Pendidikan Nasional, hari ini," ujarnya, kemarin.

Ia menambahkan, mereka bukan lagi berbicara tentang penindasan-penindasan di sektor-sektor tertentu. Tapi, aksi mereka adalah perjuangan dan persatuan mahasiswa, buruh, tani dan kaum miskin kota. Mereka bersama saling merangkul dan menginginkan pendidikan yang baik, murah dan layak bagi masyarakat kaum pinggiran.

"Kami bersatu untuk merebut perubahan. Karena kaum kapitalislah telah meruntuhkan sosial dan ekonomi kita saat ini," kata Ali.(cr1/cr9/cr10)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved