Gadis Ini Ajarkan Ibu-ibu dan Anak-anak Membuat Aquarium Mini dari Botol Plastik Bekas
Leli memaparkan, bila masyarakat bisa memproduksi lebih banyak, maka aquarium itu bisa dijual dari harga Rp 5 Ribu hingga berapapun.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Fatah Baginda Gorby
TRIBUN-MEDAN. COM, MEDAN - Leli Siregar, Alumni Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UINSU, mempunyai hobi yang unik.
Ia gemar membuat aquarium mini dari botol air mineral yang tidak terpakai lagi.
"Alasannya, selain menjaga lingkungan dari timbunan sampah, aquarium itu juga memiliki nilai ekonomis untuk dijual," ujarnya kepada Tribun-medan.com, Jumat (2/5/2017).
Ia berencana akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Labu, Deliserdang tanggal 17 Juni ini.
Baca: SPBU Jalan Gaperta Kebakaran, Ini Kata Pertamina
Baca: Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumut Turun 9,72 Persen
Leli mengajak masyarakat terutama kaum ibu, supaya dapat melakukan daur ulang sampah untuk membantu perekonomian keluarga. Menurutnya, daripada waktu diisi dengan ngerumpi di bulan puasa, lebih baik di isi dengan kegiatan yang bermanfaat.
Setelah penyuluhan tersebut, gadis berjilbab itu menargetkan setiap rumah di sekitar Pantai Labu memiliki satu aquarium mini.
Aquarium mini karya Leli, terbuat dari botol air mineral yang tak terpakai.
Bagi Leli, karena botol-botol tersebut susah untuk terurai dan merupakan satu diantara jenis sampah yang terbesar di kota Medan.
"Botol-botol itu mesti dicacah kecil-kecil, lalu dihias sedemikian rupa, dengan bunga, dengan ikan, atau foto," jelasnya.
Leli memaparkan, bila masyarakat bisa memproduksi lebih banyak, maka aquarium itu bisa dijual dari harga Rp 5 Ribu hingga berapapun, tergantung isi aquarium tersebut.
Menurutnya, penyuluhan dan pendampingan itu merupakan program yang diusulkan oleh pihak jurusan di kampusnya. Gadis berjilbab itu diminta oleh ketua jurusan untuk menjadi pemateri pendampingan tersebut.
Ia mengaku telah beberapa kali melakukan proses pendampingan dan penyuluhan masyarakat di antaranya kepada ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak di daerah Belawan.
"Saya diminta, mungkin karena pihak jurusan tahu mengenai kegiatan daur ulang yang saya buat," ujarnya.(*)