Komunitas SPMI, Membawa Harapan Bagi Anak-anak Kurang Mampu

Satu dari pendiri komunitas ini, Ali Jabar Panggabean menjelaskan, SPMI telah lama digagas. Namun baru berdiri pada Minggu kedua Maret 2017 lalu.

Penulis: Arjuna Bakkara |
Tribun Medan/Arjuna
Ali Jabar Panggabean, Pendiri Komunitas SPMI ketika ditemui di Kampus USU, Jalan Dr Mansur Medan. 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Arjuna Bakkara

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Pendidikan belum dapat dinikmati secara merata oleh anak, khususnya anak marginal.

Komunitas Sekolah Pemimpin Muda Indonesia (SPMI) membukakan gerbang masa depan cerah bagi anak-anak kurang mampu di Jalan Kemuning, Sampali, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang.

Satu dari pendiri komunitas ini, Ali Jabar Panggabean menjelaskan, SPMI telah lama digagas. Namun baru berdiri pada Minggu kedua Maret 2017 lalu.

Sejak Maret hingga sekarang, SPMI aktif memberdayakan anak-anak yang tersandung masalahan pendidikan yang pada dasarnya karena kurang mampu.

Baca: BREAKING NEWS: Alami Pelecehan Seksual, Siswi SMA Ini Nekat Loncat dari Angkot yang Melaju Kencang

Baca: NEWS VIDEO: Pengakuan Siswi Korban Pelecehan: Sopir Angkot Tak Mau Berhenti hingga Ia Nekat Loncat

Selain dirinya, komunitas ini didirikan oleh lima sekawanan, yakni Tika, Nazli, Kevin dan Ilham. Mereka yang merupakan jurusan Ilmu Komputer USU ini terpanggil mengajari anak-anak marginal, meski mereka bukan berlatar jurusan kependidikan.

"Waktu masih aktif mahasiswa, saya suka dengan isu kebangsaan memang. Aktif juga demo. Tapi akhirnya, saya pikir lebih baik bertindak. Karena anak adalah masa depan bangsa," ujarnya, Senin (5/6/2017).

Ia menuturkan, alasan membentuk komunitas ini awalnya karena terenyuh mendengar cerita dari seorang temannya terkait kondisi anak-anak di tempat dimakaud. Ia oun memutuskan berkunjung ke sana, hingga akhirnya membentuk satu komunitas bernama SPMI.

Saat ini, mereka aktif mengajari anak-anak kurang mampu di SPMI Sampali, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang.

Mereka, mengajari anak-anak materi pelajaran umum. Seperti pendidikan agama, Matematika dasar dan Bahasa.
Kegiatan belajar-mengajar mereka lakukan pada hari Sabtu dan Minggu, mulai pukul 14.00-17.00 WIB.

Membiayai keberlangsungan SPMI dalam mendidik anak-anak, mereka bergerak dengan swadaya. Kemudian 80 donatur yang terdiri dari mahasiswa juga membantu anak-anak dalam hal membeli buku-buku.

Satu daei agenda Komunitas SPMI saat ini adalah menyusun kurikulum. Mereka juga sedang berupaya mengadakan seragam khusus anak-anak binaan mereka yang konon tak pernah sekolah.

Saat ini anak binaan SPMI tercatat 28 orang. Ke depan,SPMI juga berupaya mengembangkan sayap ke seluruh pelosok negeri.(*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved