Musala Al Amin Binjai Timur Terkenal hingga Jakarta
Musala Al Amin berdiri megah di antara ladang jagung dan sawit di lokasi HGU PTPN II, di Jalan Bangau Kelurahan Tunggoro, Binjai Timur.
TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Musala Al Amin berdiri megah di antara ladang jagung dan sawit di lokasi HGU PTPN II, di Jalan Bangau Kelurahan Tunggoro, Binjai Timur.
Berdinding keramik dan dicat kombinasi hijau dan kuning, musala tersebut terlihat cantik. Memiliki menara yang menjulang, musala tersebut melayani 100 kepala keluarga. Keunikan Musala Al Amin bukan pada sejarah mesjid melainkan sumur tua yang berada di sisi bagian selatan musala. Konon airnya memiliki khasiat menyembuhkan penyakit sehingga banyak dikunjungi masyarakat.
"Ribuan orang sudah pernah ke sini untuk mengambil air. Infaq dari merekalah yang dibuat untuk membagun musala ini," katanya Ketua Badan Kemakmuran Mesjid, Supriyanto.
Supriyanto mengatakan sumur tersebut diketahui keberadaanya sekitar tahun 2006 sedangkan musala sudah berdiri pada tahun 2004.
Warga yang menginginkan agar musala diperlebar pun akhirnya meminta ijin ke PTPN II sebagai pemilik lahan. Setelah diberi ijin jamaah melakukan pengerokan tanah di sekitar musala untuk meratakan tanah di sekitar musala.
"Saat tanah dikeruk warga menemukan sumur. Karena menemukan sumur baru, jamaah menutup sumur yang lama," katanya.
Saat sumur dibersihkan dari sampah dan pecahan kaca serta batu, jamaah menemukan guci dan gelas. Setelah diperhatikan ada tulisan di guci tersebut yang menjelaskan tahun pembuatan guci yakni tahun 1821.
"Warga pun memperbaiki sumut dan menambah tinggi sumur dengan batu batu. Sebelumnya batu bata tidak mencapai bibir sumur," katanya, Kamis (15/6).
Informasi mujarabnya air tersebut tersebar setelah kerabat Alm Syafii, pengurus musala yang lama meminum air dan sembuh dari penyakitnya. Setelah itu informasi berkembang dari mulut ke mulut hingga ke Jakarta.
"Mulai saat itu banyak orang datang dan mengambil air. Dana infaq tersebut lah yang digunakan untuk membangun musala. Kalau dulu setiap hari bisa didapat dana infaq Rp 15 juta per hari," katanya.
Namun Supriyanto menyakini air sumut tersebut hanyalah sebagai sarana semata. Katanya kesembuhan yang didapat hanya karena ijin Allah. Namun ajaibnya, sumur yang memiliki kedalaman sekitar 2,5 meter itu tidak pernah kehabisan air. Airnya pun katanya sangat jernih dan berkualitas baik. "Lebih enak dari Aqua," katanya.(*)
