Militer Filipina Temukan Sabu Rp 2,6 Miliar di Marawi, setelah Temukan Uang Rp 14 Miliar

"Perkembangan ini diharapkan bisa membawa bukti adanya hubungan antara penjualan obat-obatan terlarang dan pemberontakan yang terus berlangsung ini."

Editor: Tariden Turnip
Ilustrasi 

TRIBUN-MEDAN.COM - Aparat keamanan Filipina pada Jumat (23/6/2017) menyita dua kilogram sabu di kediaman mantan wali kota Marawi, Omar Solitario Ali saat melakukan operasi pembersihan.

Penemuan sabu-sabu bernilai 10 juta peso atau sekitar Rp 2,6 miliar di rumah  dianggap pemerintah Filipina membuktikan adanya kaitan antara politisi dan krisis di Marawi.

Sebelumnya, Selasa (6/6/2017), marinir Filipina menemukan uang tunai berjumlah 52 juta peso Filipina, di dalam sebuah rumah di Kota Mawari.

Jika dikonversikan uang tersebut bernilai hampir Rp 14 miliar.

Selain uang tunai, aparat militer itu pun menemukan cek senilai 27 juta peso Filipina, atau senilai dengan Rp 7,3 miliar.

Pihak marinir melaporkan, rumah tersebut adalah tempat di mana senapan mesin ditempatkan para teroris untuk melawan kelompok militer dalam pertempuran beberapa hari lalu.

Saat anggota Maute terdesak, rumah dan berikut isinya ditinggalkan oleh para teroris tersebut.

Selanjutnya, uang dan cek itu diserahkan kepada gugus kerja khusus untuk Marawi.

Pemerintah Filipina yakin kediaman mantan wali kota Marawi itu pernah digunakan kelompok Maute sebagai sebuah "rumah aman".

"Perkembangan ini diharapkan bisa membawa bukti adanya hubungan antara penjualan obat-obatan terlarang dan pemberontakan yang terus berlangsung ini," kata juru bicara kepresidenan Ernesto Abella, Sabtu (24/6/2017).

Ali adalah salah satu orang yang masuhk daftar penangkapan yang diterbitkan Departemen Pertahanan setelah Presiden Rodrigo Duterte menetapkan status darurat militer pada 23 Mei lalu.

Ali juga merupakan salah seorang politisi yang dituduh Duterte memiliki hubungan dengan para pengedar narkoba.

Saudara laki-laki Ali, Fajad Salic, juga pernah menjadi wali kota Marawi, bulan lalu didakwa membantu kelompok Maute yang menduduki kota itu.

Duterte berulang kali mengklaim bahwa aktivitas berbagai kelompok militan di Mindanao dibiayai uang dari penjualan narkotika.

Dalam laporan terkait undang-undang darurat yang disampaikan ke Kongres, Duterte mengatakan, kelompok Maute memiliki kaitan dengan kelompok bersenjata asing dan mengambil untung dari uang penjualan narkoba.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved