Teroris Serang Mapolda
Istri dan Anak Polisi yang Digorok Teroris di Markas Polda Dapat Firasat Aneh sebelum Penyerangan
Terakhir kali berjumpa istrinya, Aiptu Sigalingging tidak seperti biasa meminta semua bajunya disetrika rapi. ia juga meminta istrinya beli baju baru.
Semenjak itu, dia rindu berat pada ayahnya.

"Bapak bilang gini: Kaya' mana perasaanmu boru, kalau kau telpon-telpon enggak aku angkat? Bapak merajuk samaku, katanya. Enggak biasanya gitu. Mulai saat itu aku rindu kali sama bapak. Sampai akhirnya kami telponan tadi malam dan Instagramku dikomentarinya sejam sebelum dia ninggal," kenangnya.
Ayahnya juga berjanji akan membawa mereka ke rumah Oppungnya (kakek dan nenek) usai tugas piket Lebaran.
Direncanakan ayahnya sudah akan kembali sehabis Ramadan menemui mereka.
Baca: Syawaludin Pakpahan Langsung Jadi Pendiam Sepulang dari Suriah
Aiptu Martua Sigalingging gugur dalam tugas saat dua sekawan terduga jaringan teroris berafiliasi pada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyerang Markas Polda Sumatera Utara di Medan, Minggu (25/6/2017) dinihari.
Peristiwa penyerangan itu terjadi di pos II penjagaan pintu keluar Mapolda yang saat itu tengah dijaga personel dari Yanma Polda Sumut, Aiptu Martua Singgalingging dan Brigadir Erbi Ginting.

Kedua pelaku mendatangi pos II tersebut dan terjadi perkelahian yang menyebabkan Aiptu Martua Singgalinging tertusuk pisau.
Brigadir Erbi Ginting lalu meminta bantuan kepada personel Brimob yang tengah bertugas di Pos I Penjagaaan pintu masuk.
"Sejumlah personel Brimob langsung memberikan bantuan dan melakukan penembakan peringatan," kata Kabid Humas, Kombes Rina Sari Ginting.
Anggota Brimob lalu mengambil tindakan dengan menembak pelaku, satu tewas dan satu lagi kritis.
Tinggalkan Istri dan Sembilan Anak
Sirine ambulans yang memboyong jenazah itu mendadak tergantikan oleh tangis kerabat keluarga yang sontak pecak pagi itu, tatkala mobil ambulans tiba di pelataran rumah duka.
Mianna Manalu (48) serta sembilan anaknya yang telah menunggu sejak kemarin sore tak dapat lagi menahan air mata, ratapan dan isak tangis.
Mianna dan anak-anaknya tak henti menangis dan memandangi peti mati Aiptu Martua yang bersaput bendera Merah Putih itu. Sosok suami dan ayah tercinta itu kini telah tiada. Pergi untuk selama-lamanya.
