Harry Porter Genap 20 Tahun, Kisah Sulit JK Rowling sebelum 'Disihir' jadi Tenar dan Kaya
"Rasanya sungguh bahagia melihat buku Harry Potter... ini adalah salah satu momen terbaik dalam kehidupan saya," kata Rowling
Mohamad Susilo/BBC Indonesia
TRIBUN-MEDAN.COM - Tanggal 26 Juni bagi para penggemar Harry Potter adalah tanggal istimewa karena pada tanggal tersebut, buku kesatu Harry Potter, yang diberi judul Harry Potter and the Philosopher's Stone untuk pertama kalinya diterbitkan.
Baca: Gini Cara Shah Rukh Khan Sapa Ribuan Penggemar yang Menunggu di Luar Rumah
Dan tahun ini lebih istimewa lagi karena menandai 20 tahun penerbitan Harry Potter and the Philosopher's Stone. Sejak itu, kisah petualangan penyihir Harry Potter tertuang dalam tujuh buku, film, dan drama panggung, menjadikannya salah satu buku dan film paling laris dalam dua dekade terakhir.
Data menunjukkan buku Harry Potter telah terjual lebih dari 450 juta kopi di seluruh dunia. Kesuksesan ini membuat sang penulis, JK Rowling, menjadi salah satu orang terkaya di Inggris.
Baca: Mendadak Lemas saat Hendak Berwudu, Ternyata Pembuluh Darah di Kepala Hamdan ATT Pecah
Tapi bagaimana Rowling 'melahirkan' Harry Potter?
Rowling mendapat inspirasi menulis kisah Potter ketika keretanya mengalami keterlambatan keberangkatan dari Manchester ke stasiun King's Cross di London pada 1990. Selama lima tahun berikutnya ia menulis cerita Potter yang sebagian besar dituangkan di ribuan lembar kertas.
Baca: Merinding, Uskup Agung Semarang Panjatkan Doa Ini di Makam KH Mahfudz Ridwan
Ini karena ia menulis draf naskah cerita dengan tulisan tangan.
Saat pindah ke Edinburgh pada 1993, Rowling sudah menyelesaikan tiga bab pertama Harry Potter and the Philosopher's Stone in her suitcase. Pada tahap ini, ia melahirkan anak perempuannya, Jessica.
Di sela-sela mengasuh Jessica ia menyempatkan diri menulis Potter, banyak di antaranya dilakukan di kafe-kafe di Edinburgh.
Baca: Di saat yang Lain Berlebaran Bareng Keluarga, Artis Jelita Ini Unggah Foto di Kuburan
"Sangat sepi menulis sendiri di rumah... dengan berada di kafe, kita akan merasa di antara orang-orang, seperti merasa punya teman," kata Rowling.
Hidup dari tunjangan negara
Saat itu adalah masa-masa yang sulit baginya. Begitu sulit sehingga ia hidup bergantung dengan uang tunjangan negara.