Terkait Tewasnya Bayi Debora, Begini Penjelasan RS Mitra Keluarga

Yang membuat pilu adalah cerita sang ayah bahwa Debora meninggal karena telat mendapat perawatan lantaran terkendala biaya.

Kolase
Jasa bayi Tiara Debora dan rilis RS Mitra Keluarga 

TRIBUN-MEDAN.com - Kisah pilu seorang ayah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat baru-baru ini menyita perhatian publik.

Bayi mungilnya yang baru berusia 4 bulan, Tiara Debora Simanjorang meninggal di IGD RS Mitra Keluarga Kalideres.

Yang membuat pilu adalah cerita sang ayah bahwa Debora meninggal karena telat mendapat perawatan lantaran terkendala biaya.

Orangtua Debora harus membayar uang muka perawatan di ruang PICU sebesar Rp 19.800.000, sementara ia hanya punya tabungan Rp 5 juta.

Rudianto Simanjorang, sang ayah dalam curhatnya sempat memohon petugas agar menyelamatkan nyawa anaknya dulu.

Namun uang Rp 5 juta itu ditolak. Buntutnya, Debora tak tak tertolong hingga meninggal.

Menanggapi kisah pilu yang sudah beredar luas itu, pihak RS Mitra Keluarga mengeluarkan pernyataan yang diunggah dalam situs resminya.

Ada 5 poin yang dijelaskan dalam press release tersebut. Berikut isinya:

1. Pasien (Deborah Simanjorang yang terdaftar sebagai Tiara Deborah) berumur empat bulan, berat badan 3,2 kilogram datang ke IGD MItra Keluarga Kalideres pada 3 September 2017 pukul 03.40 WIB dalam keadaan tidak sadar dan kondisi tubuh tampak membiru.
Pasien dengan riwayat lahir premature memiliki riwayat penyakit jantung bawaan (PDA) dan keadaan gizi kurang baik

Dalam pemeriksaan didapatkan napas berat dan banyak dahak, saturasi oksigen sangat rendah, nadi 60 kali per menit, suhu badan 39 derajat celcius.

Pasien segera dilakukan tindakan penyelamatan nyawa (life svaging) berupa penyedotan lendir, dipasang selang ke lambung dan intubasi (pasang selang napas), lalu dilakukan bagging atau pemompaan oksigen dengan menggunakan tangan melalui selang napas, infus, obat suntikan, dan diberikan pengencer dahak (nebulizer)

Pemeriksaan laboratorium dan radiologi segera dilakukan.

Kondisi setelah dilakukan intubasi lebih baik, sianosis (kebiruan) berkurang, saturasi oksigen membaik, walaupun kondisi pasien masih sangat kritis.

Dokter juga menjelaskan kondisi pasien kepada sang ibu. Kemudian dianjurkan untuk penanganan di ruang khusus ICU.

2. Ibu pasien mengurus di bagian administrasi, dan dijelaskan oleh petugas tentang biaya rawat inap ruang khusus ICU, tetapi ibu pasien menyatakan keberatan mengingat kondisi keuangan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved