Heboh Medsos

Konyol dan Dungu, Siswa SMA Diadu Tarung bak Gladiator, Sang Ibu Pilu Anaknya Tewas

Maria memohon kepada Presiden Joko Widodo dapat menegakkan keadilan atas kasus yang merenggut nyawa anaknya.

KOMPAS.com/ Ramdhan Triyadi Bempah
Maria Agnes memegang foto anaknya Hilarius Christian Event Raharjo (15), siswa kelas X SMA Budi Mulya yang tewas setelah dipaksa berduel dalam ajang bom-boman. (KOMPAS.com/ Ramdhan Triyadi Bempah) 

TRIBUN-MEDAN.com - Sudah setahun lebih, Maria Agnes memendam kesedihan setelah ditinggal pergi anaknya, Hilarius Christian Event Raharjo (15) selama-lamanya.

Suasana duka pun masih sangat kental terasa di kediaman almarhum, Jalan Cipaku, Gang Melati, RT 02 RW 08, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Foto-foto Hilarius semasa hidupnya pun terpampang di beberapa bagian dinding rumah.

Sesekali, Maria hanya bisa menangis jika teringat tentang kematian anaknya.

Baca: Aksi Simpati Kasus Bayi Debora, Rumah Sakit Swasta Wajib Pasangi Poster Terima Pasien Miskin

Baca: Mulanya Bermesum Ria di Mobil, Dipalak Preman Kampung dan Selanjutnya Berakhir Tragis

Baca: Mulanya Mau Minta Pesangon Malah Berakhir Pembantaian, Pasangan Suami Istri Tewas Mengenaskan

Maria bersama suaminya, Vanansius Raharjo, hanya ingin keadilan di balik kasus kematian anak sulungnya itu.

Hilarius yang saat itu merupakan siswa kelas X SMA Budi Mulia tewas setelah terlibat pertarungan ala gladiator satu lawan satu dengan siswa dari sekolah SMA Mardi Yuana.

Ayah korban, Vanansius menceritakan, Hilarius tewas setelah mengalami luka memar di bagian wajah serta pecahnya pembuluh darah di bagian kepala.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 29 Januari 2016 di sebuah lapangan yang terletak di SMA Negeri 7 Kota Bogor.

"Anak saya waktu itu diajak untuk melihat pertandingn basket. Tapi ternyata, dia sudah disiapin oleh senior kakak kelasnya untuk bertarung dengan murid dari sekolah SMA Mardi Yuana," ucap Vanansius, saat ditemui di kediamannya, Kamis (14/9/2017).

Vanansius mengatakan, pertarungan ala gladiator atau dikenal dengan istilah "bom-boman" itu dilakukan menjelang pertandingan final bola basket antara SMA Budi Mulia dengan SMA Mardi Yuana.

Kata Vanansius, tradisi "bom-boman" itu selalu dilakukan jika kedua sekolah tersebut bertemu dalam ajang kompetisi bola basket yang digelar setiap tahunnya.

Dirinya menyebut, ritual "bom-boman" tersebut melibatkan para senior dan alumni dari kedua sekolah itu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved