Edisi Cetak Tribun Medan

Jerit Tangis dan Ratap Pilu Ayahanda Ridho yang Ditembak Mati Polisi

Jumadi terisak-isak menceritakan mereka sekeluarga merasa kehilangan sosok saudara yang sangat peduli dengan keluarga.

Tribun-medan / Sofyan Akbar
Jenazah Chairul Ridho di rumah duka, Jalan Kenangan Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (14/1/2018). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pihak keluarga keberatan atas perlakuan personel Polrestabes Medan menembak mati Chairul Ridho (28 tahun), Sabtu (13/1) malam.

Keluarga merasa janggal atas adanya luka-luka di bagian tubuh, dan lobang kecil di bagian dada diduga ditembus peluru.

Apalagi sehari sebelumnya, polisi menjemputnya dalam kondisi sehat dari kantor atas sangkaan sebagai pelaku penggelapan uang senilai Rp 6 miliar milik Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Jumadi, abang kandung Chairul Ridho, mengatakan keluarga terkejut saat petugas kepolisian Polrestabes Medan datang di kediamannya di Jalan Sunggal, Gang Kenangan, Medan Sunggal, Medan, pada Sabtu (13/1) pukul 21.30 WIB. Beberapa polisi yang datang mengabari Chairul Ridho teas tertembak.

"Petugas kepolisian pun meminta keluarga meneken surat penangkapan, namun kami tolak. Suasana rumah langsung ramai. Keluarga langsung menuju Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut," ujarnya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut saat berbincang dengan Harian Tribun Medan/online Tribun-Medan.com , Minggu (14/1/2018) siang.

Ridho dijemput personel Polisi Polrestabes Kota Medan dari kantornya PT Beringin Gigantara, perusahaan mitra BRI, Jumat (12/1/2018). Namun Ridho ditembak mati polisi, sehari kemudian, Sabtu (13/1/2018) malam. Pihak keluarga baru dapat melihat jasad Ridho di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, Minggu (14/1/2018).

Setiba di rumah sakit, kata dia, perwakilan keluarga melihat jenazah, ada luka memar di bagian kaki dan bagian bahu.

Kemudian, luka tembak lubang kecil di bagian dada. Karena itu, pihak keluarga meminta penjelasan dari petugas kepolisian namun tidak ada jawaban yang gamblang.

Setelah keluarga besar berdiskusi, diputuskan supaya dilakukan autopsi agar diketahui penyebab pasti kematian.

Mereka juga berencana melaporkan kasus penembakan ini ke Propam Polda Sumut. Bagi mereka tewasnya Chairul Ridho sangat janggal.

"Penembakan ini sangat janggal. Kenapa adik saya dibawa dari pelataran kantor tempatnya bekerja di PT Beringin Gigantara dalam keadaan sehat, tapi kenapa tiba-tiba meninggal karena ditembak? Saya tidak percaya ada upaya perampasan senjata api," kata Jumadi.

Belum diperoleh penjelasan mendetail mengenai kejahatan yang dilakukan Ridho. Namun diduga terkait penggelapan dana BRI.

Berdasarkan catatan Tribun Medan/Tribun-Medan.com, dua pekerja Bank BRI Cabang Jalan Putri Hijau Medan, membawa kabur uang kas Rp 6 miliar, yang baru diambil dari Bank Indonesia Cabang Medan pada Jumat (13/10) lalu. Kedua pekerja berinisial BN, bertugas sebagai kurir dan H sebagai sopir, ditugaskan mengambil uang kas di kantor Bank Indonesia sebesar Rp 63 miliar.

Uang kas tersebut rencanannya disetor kepada tiga vendor Bank BRI yang ada di kota Medan. Dalam perjalanan ke BRI Cabang Putri Hijau, keduanya malah membawa kabur uang Sementara sisanya, disetorkan ke ketiga vendor.

Jumadi terisak-isak menceritakan mereka sekeluarga merasa kehilangan sosok saudara yang sangat peduli dengan keluarga.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved