News Video

Kakek Berumur Seratus Tahun, Hidup Sebatang Kara di Balik Dapur Tetangga

“Saya sengaja buatkan gubuk kecil dibelakang rumah untuk mbah Sarimun tinggal, karena kalau tinggal serumah takutnya dia tidak nyaman,“

Penulis: M.Andimaz Kahfi | Editor: Salomo Tarigan

Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sarimun seorang kakek berumur seratus tahun, lebih memilih hidup sebatang kara menempati sebuah gubuk berukuran 2,5 x4 meter persegi, tepat dibalik dinding dapur rumah milik tetangga, yang berada di Jalan Pertahanan, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sudah sejak dua tahun belakangan, mbah Sarimun lebih memilih tinggal, menempel dengan dinding rumah milik tetangganya Leginem.

Dalam gubuk yang berdindingkan tepas tersebut, warga menyediakan sebuah tempat tidur yang sudah usang untuk mbah Sarimun beristirahat dan sebuah kursi yang menjadi barang yang selalu dipakai mbah Sarimun sehari-hari

Tetangga Sarimun, Leginem, mengatakan prihatin melihat keadaan kakek Sarimun yang hidup sebatang kara, sehingga membangunkan sebuah gubuk kecil berukuran 2,5x4 meter, untuk tempat berteduh Sarimun dari terpaan hujan dan panas.

Baca: Gagal di Indonesian Idol, Trio Gabe Si Pelantun Lagu Barat Band Welly Kini bak Artis Banjir Rejeki

Sebelumnya Mbah Sarimun selalu hidup tak menentu, berpindah-pindah dari teras rumah warga ke tempat warga lainnya.

“Saya sengaja buatkan gubuk kecil dibelakang rumah untuk mbah Sarimun tinggal, karena kalau tinggal serumah takutnya dia tidak nyaman,“ kata Leginem, Rabu (24/1/2018).

"Mbah Sarimun nggak punya keluarga lagi selain awak. Cuma awaklah tinggal keponakannya. Umur kakek itu sudah sekitar 100 tahun lebih," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dusun lingkungan Jalan Pertahanan, Sutrisno mengatakan bahwa menurut catatan yang dimilikinya, mbah Sarimun diperkiran berusia sudah 100 tahun lebih, karena lahir pada tahun 1918.

"Kenapa dia tinggal disini, karena dia tidak memiliki keluarga lagi selain keponakannya Leginem,“ kata Sutrisno.

“Untuk kebutuhan makan sehari-hari, mbah Sarimun di kasih makan bergantian oleh warga. Minimal ada tiga keluarga sekitar yang berikan santunan makan untuk mbah Sarimun,“ pungkas Sutrisno.(cr9/tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved