Tim Pemenangan Akan Tetap Kawal JR Saragih-Ance Agar Bisa Lolos Jadi Cagub Sumut
Acara bertajuk Nongkrong politik semua bisa bicara digelar di Cafe Institute, Jalan Alfalah, Medan, untuk membahas tentang politik
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Laporan Wartawan Tribun Medan M Andimaz Kahfi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Acara bertajuk Nongkrong politik semua bisa bicara digelar di Cafe Institute, Jalan Alfalah, Medan, untuk membahas tentang politik di Sumatera Utara.
Dalam acara yang digagas Kantor Berita RMOL Sumut tersebut, turut hadir pengamat sosial dan politik Sumut, Sohibul Anshor, ketua KPU Sumut, Mulia Banurea, Pimpinan Bawaslu, Aulia Andri, calon bupati langkat TMS, Prof Djohar Arifin dan kuasa hukum tim pemenangan JR-Ance, Ronald Naibaho.
Ronald Naibaho selaku kuasa hukum tim pemenangan JR-Ance, mengatakan pada (12/2/2018) setelah keluar dari Aula Hotel Grand Mercure, JR Saragih hanya ingin menuntut keadilan.
"JR Saragih bilang di atas manusia masih ada Tuhan, hal itu selalu saya ingat. Karena semua tahapan yang sudah ditetapkan dan dikerjakan bakal calon kita JR Saragih, sesuai dengan ketentuan hingga syarat dukungan parpol," kata Ronald, Sabtu (17/2/2018).
Baca: JR Saragih-Ance Tak Lolos Jadi Cagub dan Cawagub Sumut, Begini Penjelasan Ketua KPU Sumut
Ronald menuturkan bahwa syarat yang lain itu merupakan non substansi.
Boleh dikatakan JR Saragih pernah menang saat di Mahkamah Konstitusi (MK) dan memang benar pernah bersekolah, di tempatnya sekolah yang sudah tidak ada lagi.
"Sebenarnya semua sudah jelas, bahkan dokumen Ijazah sempat diperlihatkan JR Saragih. Karena Ijazah tidak dilampirkan sebagai syarat karena milik pribadi," katanya.
Lebih lanjut, Ronald menjelaskan bahwa tahapan yang dijalani sudah benar dan sudah diperbaiki. Tapi mengapa kasusnya bisa seperti ini. Hanya karena legalisir menjadi gagal maju di Pilgub Sumut.
Baca: Berniat Cari Manusia Siluman ke Hutan, Arkat Malah Diterkam Macan Dahan
Seharusnya kan semua proses demokrasi di hormati, jangan langsung dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
"Kita takutkan ada permainan dari pihak dan tangan lain, biar Sumut bisa disetir. Ada yang bilang setir dari jakarta, orang daerah. Kita cuma mengharapkan Pilkada menjadi tempat seleksi bagi pemimpin, agar Sumut menjadi lebih baik," jelas Ronald.(*)