Sandiaga Uno Beber Penyebab Rupiah Tembus Rp 14.600 terhadap Dolar Amerika Serikat
Sementara indeks saham utama AS tertekan satu di antaranya karena krisis ekonomi yang terjadi di Turki.
Sementara indeks saham utama AS tertekan satu di antaranya karena krisis ekonomi yang terjadi di Turki.
TRIBUN-MEDAN.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Uno, memberikan keterangan mengenai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, menurut sandiaga, melemahnya kurs rupiah disebabkan banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia.
"Karena sekarang ini banyak sekali kebijakan kita yang mengarahkan pemenuhan kebutuhan itu melalui impor," ujar Sandiaga.
Baca: Pamer Penginapannya di Yunani, Tasya Kamila Mengaku Vilanya Terlalu Besar untuk Mereka Berdua
Baca: Bernostalgia dengan Masa Lalu, Ini Dia 5 Handphone Jadul yang Pernah Jadi Idola di Zamannya
Baca: Indra J Piliang Bereaksi soal Jenderal Kardus, Berikan Data TPS dan Anggaran yang Digunakan
Baca: Viral, Foto-foto Pernikahan Beda Usia 30 Tahun di Sulawesi, Sang Kakek Beri Mahar Rp 1 Miliar
Baca: Tanpa Perawatan Dokter, Anda Bisa Kurangi Bintik Hitam di Wajah dengan 4 Bahan Sederhana Ini
Baca: Hotman Paris Terpaksa Tinggalkan Syahrini demi Hadiri Launching Produk Gibran Putra Jokowi
Sehingga, penggunaan produk domestik dapat membantu agar nilai tukar rupiah tidak melemah.
Melemahnya nilai tukar rupiah saat ini mengakibatkan kenaikan harga pangan yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada Senin (13/8/2018) nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di level tertingginya tahun ini yakni mencapai Rp 14.600.
Merosotnya lira Turki menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Dikutip dari Kompas.com, pukul 09.30 WIB rupiah di pasar spot berada di posisi Rp 14.600 atau turun 0,84 persen dibandingkan posisi akhir pekan lalu pada 14.478.
Baca: Menilik Potret Cantiknya Via Vallen saat Saksikan Laga Final Piala AFF U-16
Baca: Mengulik 10 Fakta tentang Isabela Moner, Pemeran Dora The Explorer Di Film Layar Lebar
Baca: Menyasar Tudingan Mahar Politik Rp 500 Miliar, Rustam Ibrahim Beri Saran Menohok pada Andi Arief
Baca: Mengulik 5 Fakta Mengenai Momo Challenge yang Sedang Viral dan Bisa Sebabkan Kematian
Baca: Umumkan Jadian, Jessica Iskandar Sebut Sosok Ini yang Jadi Mak Comblangnya dengan Richard Kyle
Baca: Idul Adha, Beginilah Hukum Berkurban untuk Orang yang Telah Meninggal Dunia
Baca: Terkuak Motif Yenik Sofariana Buang Bayinya dan Bersandiwara, Tonton Videonya
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengawali pekan ini berada di zona negatif.
IHSG langsung jatuh 111,27 poin atau 1,83 persen ke posisi 5.965,91.
Sementara indeks saham utama AS tertekan satu di antaranya karena krisis ekonomi yang terjadi di Turki.
Disebutkan pula semua sektor penghuni indeks merosot.
Baca: Al Ghazali Masuk Rumah Sakit, Republik Cinta Management Bantah Kabar Overdosis yang Beredar
Baca: Prabowo-Sandiaga Uno Menang Telak di Polling Twitter, Faizal Assegaf Sebut Ada Mobilisasi Voting
Baca: Ratna Sarumpaet Sebut Kiai Maruf Amin Sudah Uzur dan Sakit, Politisi PDI:Serangan yang Keji
Baca: Partai Gerindra Akhirnya Wanti-wanti Wakil Sekjen Partai Demokrat soal Mahar Politik Rp 500 Miliar
Baca: Menilik Rumah Mewah Sandiaga Uno, Cawapres Prabowo yang Disebut-sebut Beri Mahar Rp 500 M
Baca: Via Vallen Kembali Aktifkan Akun Instagram, Begini Postingan Pertamanya
Grup saham industri dasar, agrikultur, finansial, dan aneka industri merosot lebih dari 2 persen.
Tekanan pada IHSG datang dari merosotnya lira Turki.
"Tampaknya, penguatan IHSG pekan ini sulit berlanjut menyusul krisis mata uang yang terjadi di Turki," ujar Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang, seperti dikutip dari Kontan.co.id.
(*/Kontan.id/Tribunwow.com)