Pengusaha Keramba Pusing Tujuh Keliling, Jutaan Ekor Ikan Mati Mendadak di Danau Toba

Jutaan ekor ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) yang dipelihara mati di Danau Toba, tepatnya di. Pangururan, Samosir

Penulis: Arjuna Bakkara |
Tribun Medan/Arjuna Bakkara
Warga sibuk mengangkut ikan-ikannynya yang mati di Perairan Danau Toba, Pangururan Samosir, Rabu (22/82018) 

Bulat Limbong, warga Desa Boho Kacamatan Sianjur Mula-mula mengatakan, fenomena tersebut jarang terjadi. Menurut mereka, apabila ada tanda alam seperti itu biasaya akan terjadi kemarau berkepanjangan di Kawasan Danau Toba.

"Biasanya kalau ada tanda-tanda begini akan ada terjadi kemarau panjang,"ujar pria yang sehari-hari menjadi Nelayan di Danau tersebut.

Menurut pengalaman mereka, akibat angin kencang maka gelombang danau meningkat. Kemudian, arus air di dalam danau mengguncang lumpur yang selama ini mengendap.

Di sisi lain, dia juga bercerita tentang fenomena lain di daerah tersebut. Ada kalanya, pada waktu tertentu muncul gelombang udara sebesar kepalan tangan dari dasar danau dengan jumlah yang banyak disertai air keruh seperti mengandung minyak

Menurutnya, jika fenomena ini terjadi musim kemarau bisa berlangsung hingga 6 bulan lebih. Akibat kekeruhan air tersebut, ikan yang mereka tangkap pakai jaring (doton) mati seketika.

"Ikan-ikan juga mulai mati. Mungkin kekurangan oksigen. Ikannya cepat pingsan karena airnya kotor, "tambahnya.

Air Danau Toba yang kini keruh itu, mau tak mau harus tetap mereka konsumsi. Seperti pantauan Tribun, dari dapur rumah mereka disambungkan pipa ke Danau Toba lalu ditarik dengan mesin pompa tenaga listrik.

Air tersebut untuk dikonsumsi sebagai air minum. Air yang terpaksa mereka minum juga terlihat keruh.

Warga lain, Boru Sitanggang menyebut hal serupa. Katanya, kejadian seperti itu pernah juga terjadi di masa kecilnya.

"Jarang do songon on, tikki dakdanak iba molo masa songon on biasa na olo ma logo ni ari. (Hal seperti ini jarang terjadi. Seingat saya, ketika masih kecil bila terjadi hal seperti ini maka akan terjadi kemarau panjang, "ujar nenek tersebut sambil mengunyah sirihnya.(Cr1/tribunmedan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved