Kesehatan

Hipertensi, Tekanan Darah dan Marah - Marah, Apa Ada Hubungannya? Simak Nih Ulasan Dokter

Simak ulasan yang mungkin belum Anda sadari, apa ada kaitannya hipertensi dengan marah-marah?

Editor: Salomo Tarigan
ilustrasi/Thinkstock

TRIBUN-MEDAN.COM - Simak ulasan yang mungkin belum Anda sadari, apa ada kaitannya hipertensi dengan marah-marah.  

//

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang dapat memicu timbulnya penyakit komplikasi seperti jantung koroner, stroke dan gagal ginjal.

Akibatnya, menurut penjelasan dari dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH, hipertensi berisiko tinggi menyebabkan kematian secara mendadak bagi para penderitanya.  

“Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh yang memiliki pembuluh darah. Hipertensi juga sebagaisilent killer,” jelas Tunggul selaku Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia.

Tak hanya itu, menurut dr. Bambang Widyantoro, Sp.JP, PhD, hipertensiberpengaruh pada kondisi kesehatan lainnya.

Baca: Film Cut Meyriska dengan Hotman Paris Kesempatan Keduda Tayang Bulan Depan

Baca: Daftar Orang Terkaya: Martua Sitoros No 16, Nih Posisi Sandiaga Uno & Jusuf Kalla di Globe Asia

Misalnya berpengaruh dalam kondisi psikologis seseorang yang dapat menimbulkan pengidapnya menjadi depresi.

Bahkan hal itu sudah dibuktikan oleh sebuah studi di luar negeri yang menyebutkan jika hipertensi berkorelasi dengan depresi.

“Alasannya karena tekanan darah tinggi itu terutama dalam jangka waktu yang panjang akan membuat orang menjadi depresi dan mengalami gangguan kecemasan,” jelas Bambang saat ditemui usai konferensi pers ‘Hipertensi dan Pencegahannya’ bersama Omron.

Akan tetapi, Bambang menegaskan jika hipertensi tidak ada hubungannya dengan asumsi khalayak yang mengatakan bisa membuat seseorang menjadi emosi.

Baca: Jawaban Ustaz Abdul Somad (UAS) Ceramah dan Wajib Nyanyikan Lagu Indonesia Raya, Nih Videonya

“Tapi memang tidak seperti yang istilahnya beredar di masyarakat awam kalau sering marah-marah pasti hipertensi, itu tidak begitu,” ujar Bambang.

Bambang pun menambahkan jika hipertensi tak jarang berpengaruh juga pada kondisi insomnia pada seseorang.

“Kalau insomnia ada juga studinya tapi memang tidak terlalu banyak,” tambahnya.

Seseorang dapat dikatakan mengidap hipertensi apabila tekanan darahnya menyentuh angka 140 untuk sistolik dan 90 untuk diastolik.  

Baca: Ustaz Abdul Somad (UAS) Jawab Kecurigaan GP Ansor, Menguak Fakta Larangan Ceramah

“Secara umum batasan tekanan darah normal itu di bawah 140 untuk sistolik dan 90 untuk diastolik.

Halaman
12
Sumber: Nakita
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved