Bayi Bermata Satu

UPDATE: Bayi Lahir Bermata Satu di Madina Meninggal, Syarifuddin: Kita Sudah Berupaya, Tapi. . .

Bayi perempuan malang yang lahir dengan satu mata serta tanpa hidung di Panyabungan, Mandailing Natal, meninggal dunia

Penulis: Tulus IT |
Tribun Medan
Kolase foto ibu penderita sindrom cyclops 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Nanda F. Batubara

TRIBUN-MEDAN.com, MANDAILING NATAL - Bayi perempuan malang yang lahir dengan satu mata serta tanpa hidung di Panyabungan, Mandailing Natal, meninggal dunia, Kamis (13/9/2018).

Bayi tersebut meninggal sekitar delapan jam setelah dilahirkan. Saat ini, jenazah masih berada di RSU Panyabungan.

"Benar, barusan saja meninggal. Memang dari awal kita sudah prediksi umur bayi ini tidak lama, karena kondisinya sangat buruk," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal, Syarifuddin Nasution, saat dihubungi.

Syarifuddin mengatakan, pihak dokter sudah memprediksi bayi tersebut tidak akan bertahan lama hidup di dunia. Hal ini dikarenakan kondisinya yang begitu lemah.

Baca: Orangtua Syok Tahu Kondisi Bayinya Lahir Mata Satu dan Tanpa Hidung di Mandailing Natal

Selain lahir dengan satu mata, bayi tersebut juga tidak memiliki hidung.

"Kita sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkata lain," kata Syarifuddin.

Kolase Foto Bayi Cyclopia yang lahir di Pangkal Pinang dan Mandailing Natal
Kolase Foto Bayi Cyclopia yang lahir di Pangkal Pinang dan Mandailing Natal (Tribun Medan)

Syarifuddin mengatakan, kedua orangtua bayi tersebut juga masih syok atas kondisi ini.

"Ibu dan ayahnya masih syok," ujar Syarifuddin.

Baca: Bayi Bermata Satu Lahir di Madina, Begini Tanggapan Kadis Kesehatan Syarifuddin Nasution

Kelahiran bayi perempuan bermata satu tanpa hidung di Panyabungan, Mandailing Natal, membuat heboh, Kamis (13/9/2018).

Menurut Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal Syarifuddin Nasution, terdapat beberapa kemungkinan penyebab kelainan tersebut.

"Kalau kata dokter spesialis bayi yang tadi melihat bersama kami, ada beberapa kemungkinan penyebab. Pertama bisa jadi karena obat-obat yang dulu dikonsumsi si ibu, kemudian bisa juga karena virus," ujar Syarifuddin saat dihubungi.

Syarifuddin pesimistis bayi perempuan tersebut dapat bertahan hidup lama. Sebab, kelahiran bayi seperti juga pernah terjadi di luar negeri. Rata-rata meninggal beberapa saat setelah dilahirkan.

Baca: Tidak Hanya di Madina, Kelahiran Bayi Bermata Satu Pernah Terjadi di Papua dan Pangkal Pinang

"Ini kejadian yang ketujuh. Yang terakhir di Mesir dan meninggal beberapa jam kemudian. Kalau kata dokter bayi, bayi perempuan itu tidak akan bertahan lama hidup," ujar Syarifuddin.

Syarifuddin mengatakan, anak kelima dari perempuan berinisial S ini lahir secara sesar di RSU Panyabungan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved