Breaking News

News Video

WASPADA Banjir Bandang Susulan, Bendungan Bisa Pecah Karena Tingginya Curah Hujan di Madina

Kabar buruk datang dari hasil peninjauan petugas Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan

Penulis: Tulus IT | Editor: Hendrik Naipospos
Tribun Medan/ Nanda F. Batubara
Sejumlah bangunan di Desa Muara Saladi, Ulu Pungkut, Mandailing Natal, yang hancur diterjang air bah pada Jumat (12/10/2018). Bencana ini menewaskan 12 murid madrasah yang telah dikebumikan secara massal beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Nanda F. Batubara

TRIBUN-MEDAN.com, MANDAILING NATAL - Kabar buruk datang dari hasil peninjauan petugas Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan.

Petugas menemukan bendungan lain hasil longsoran setelah meninjau ke hulu sungai Aek Saladi, Desa Muara Saladi, Ulu Pungkut, Mandailing Natal.

Seperti diketahui, sungai yang mengalir dari atas perbukitan ini baru saja menghantam Desa Muara Saladi dan menewaskan 12 murid madrasah dan menghancurkan 22 unit rumah.

"Sampai saat ini masih ada bendungan lain di atas hulu yang memang kita khawatirkan juga untuk ke depan. Sehingga saran kami harus ada upaya untuk menyingkirkan bahan yang membendung di atas saat ini," kata Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan Muhammad Ridwan, Selasa (16/10/2018).

Video Edy Rahmayadi kunjungi korban banjir bandang;

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

UPDATE Banjir Bandang Mandailing Natal, Ini Hasil Pantauan Petugas Kehutanan di Hulu Sungai

Berita Terbaru Banjir Bandang Mandailing Natal, Kondisi Bendungan Miring 90 Derajat Menghawatirkan

Pengungsi Banjir Bandang di Madina Terpaksa Tidur Berdesakan

Lihat Cara Edy Rahmayadi Menyemangati Korban Banjir Bandang, hingga Janji Tidur di Posko Pengungsi

Menurut Ridwan, bendungan tersebut sangat berpotensi menjadi musibah serupa pada masa yang akan datang.

Sebab, menurutnya, kemiringannya mencapai 90 derajat.

"Melihat kondisinya di kemiringan 90 derajat, memang sangat rawan banjir bandang," kata Ridwan.

Petugas melihat adanya longsoran pada hulu sungai.

Material longsoran inilah yang diduga membentuk bendungan air selama beberapa waktu.

Ketika hujan dengan intensitas tinggi melanda, bendungan tersebut pun pecah dan memuntahkan gelombang air bah ke hilir.

"Setelah kami check ke lokasi, di hulu, bahwa penyebabnya banjir bandang di Aek Saladi disebabkan longsornya hulu. Kemungkinan menyebabkan bendungan, sehingga dengan debit hujan beberapa hari di Mandailing Natal, hasil dari longsoran menyebabkan banjir bandang," sambungnya.

Ridwan memastikan tidak ada aktivitas penambangan di hulu sungai tersebut. Menurutnya, kondisi ini terjadi secara alami.

"Tidak ada aktivitas sama sekali, memang murni siklus alam yang menyebabkan banjir bandang," pungkasnya.

(nan/tribun-medan.com)

TONTON VIDEO LAINNYA;

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved