Diperum Nainggolan Korban Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi Kelola 29 Kamar Indekos
Nurhayati selaku ibu korban mengatakan, Diperum dalan kurun waktu limah tahun terakhir tidak pulang kampung ke Samosir.
Penulis: Arjuna Bakkara |
Laporan Wartawan Tribun Medan, Arjuna Bakkara
TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR -Nurhayati Sihotang Hasugian, duduk termenung di tangga rumah adat Batak menunggui jenazah anak dan cucunya di Hariara Tolu, Desa Parsaoran Satu, Pangururan, Samosir, Rabu (14/11/2018) senja hari.
Nurhayati merupakan ibu dari korban pembunuhan sekeluarga di Bekasi.
Anak Nurhayati yang tewas yakni Diperum Nainggolan (38) bersama istrinya, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.
Atas hal itu, keluarga korban di Samosir, terlebih ibunya merasa terpukul kehilangan sosok Diperum Nainggolan serta anak dan istri.
Nurhayati selaku ibu korban mengatakan, Diperum dalan kurun waktu limah tahun terakhir tidak pulang kampung ke Samosir.
Bagi Nurhayati, anaknya merupakan sosok yang suka bersosialisasi dan baik ke semua orang.
Diakuinya, sebagai keluarga korban selalu menjalin komunikasi degan sanak saudara di Samosir.
Menurutnya, korban tidak pernah mengeluh tentang persoalan atau pun masalah yang tengah dihadapi anaknya.
Dijelaskannya, korban adalah keluarga yang berbahagia bersama anak dan istrinya.
Dia beranggapan, korban malah memberikan contoh yang baik dalam menjalani bahtera rumah tangga.
Kata ibunya, koban membuka usaha toko dan mengelola usaha indekos sebanyak 29 kamar milik abangnya yang bernama Douglas Nainggolan yang sibuk sebagai marketing.
Ibu korban, berharap Pihak Kepolisian termasuk Presiden Jokowi dapat mengungkap kasus itu, dan untuk pelaku agar dijatuhi hukuman mati.
Dia juga berpesan agar seluruh masyarakat Indonesia berhati-hati supaya tidak terulang kejadian yang sama.
Satu hal yang dia sesalkan, pengamanan komplek tempat anaknya tersebut malah bobol.