Tengku Zulkarnain Ingatkan Seluruh Jemaah Pengajian Akbar YPSA untuk Istikamah

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Pusat KH Tengku Zulkarnain memberikan taushiyah di hadapan seluruh jama’ah

Editor: Muhammad Tazli
IST
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Pusat KH Tengku Zulkarnain memberikan tausiah di hadapan seluruh jema’ah Pengajian Akbar YPSA di Raz Garden Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Sabtu (8/12/2018). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Pusat KH Tengku Zulkarnain memberikan tausiah di hadapan seluruh jema’ah Pengajian Akbar YPSA di Raz Garden Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Sabtu (8/12/2018).

Pengajian Akbar dibuka oleh Azhar Fauzi, M.Pd.i. selaku ketua panitia pengajian akbar kemudian dilanjutan dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an oleh Muhammad Rizky, siswa kelas XI Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.

Azhar Fauzi mengungkapkan bahwa tema yang diangkat pada pengajian akbar kali ini adalah ‘Istiqomah’ atau dalam Bahasa Indonesia istikamah.

Baca: Kembangkan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning, Unimed Latih Dosen Bergelar Doktor

“Bapak dan Ibu yang tidak sempat hadir, Pengajian Akbar YPSA dapat disaksikan secara langsung (Live Streaming) melalui saluran Facebook di gadget masing-masing,” tambah Fauzi.

Dalam tausiahnya KH Tengku Zulkarnain menjelaskan, mengenai asal muasal kata agama dan keterkaitannya dengan kata istikamah.

"Ada kesalahan pemahaman di Indonesia bertahun-tahun sejak saya SD, agama berasal dari bahasa Sansekerta, 'A' berarti tidak dan 'gama' berarti kacau, jadi agama adalah tidak kacau. Saya kebetulan kuliah di jurusan linguistik, ternyata setelah saya sarjana dan saya teliti bahwa agama itu berasal dari bahasa arab yaitu 'Iqama' yang berarti tegak lurus dengan aturan Allah. Tapi karena yang mengajarkan berasal dari Yaman(Hadramaut), dan orang yaman tidak bisa bilang qaf (huruf qaf), hingga akhirnya orang Yaman menyebutkan iqama menjadi 'igama', hingga singapura, Malaysia berubah menjadi 'ugama' yang akan asal kata istikamah," ungkap Wasekjen MUI Pusat ini.

Ustaz yang pernah tinggal di Arab, berdakwah di India, dan Bangladesh ini mengatakan, bahwa Pancasila dan NKRI sudah final dan harga mati. Pancasila dan NKRI tidak lepas dari jasa para ulama-ulama terdahulu. Mereka punya andil besar dalam berdirinya dan utuhnya bangsa ini.

Baca: Duh, Cinta WN Nepal dengan Rosifah Terpaksa Dipisahkan PN Medan

"Istiqamah bukan berarti orang yang tidak pernah berbuat salah dan dosa, akan tetapi istikamah adalah seseorang yang apabila melakukan kesalahan segera bertaubat kepada Allah dan dia menyesali, berhenti dari perbuatan tersebut, kecuali jika ia bangga dengan dosa-dosanya, maka tereliminasilah ia dari golongan orang yang istikamah".

"Kelebihan orang yang istikamah adalah mereka ridho dengan segala ketetapan yang sudah diatur oleh Allah, orang yang istikamah tidak takut dengan makhluk, tidak perlu mengandalkan makhluk untuk memberikan rasa aman bagi dirinya", tegas ulama berdarah melayu ini.

Tampak para tamu undangan yang ramai hadir mewakili dari Kepolisian, TNI, pemerintah provinsi, pemerintah kota Medan, masyarakat umum, siswa, SDM, dan orangtua siswa YPSA.(*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved