Gara-gara Caleg Golkar Ini, Sepasang Pengantin Menanggung Malu, Undangan Tak Dapat Makan

Hingga menjelang siang, pihak keluarga ANG mulai risau. Seluruh makanan untuk tamu undangan masih kosong di atas meja.

Istimewa via Tribun Palembang
Caleg Golkar yang melakukan penipuan 

TRIBUN-MEDAN.com-Pesta pernikahan Ang dan FDL yang seharusnya hari bahagia berubah menjadi hari yang memalukan, karena  tamu undangan yang menghadiri acara pernikahan ANG dan FDL tak makan, Minggu (6/1/2019)

Penyebabnya adalah pengelola wedding organizer (WO) pernikahan yang berlangsung di gedung Sukaria, kawasan IBA Palembang, Sumatera Selatan ini mendadak hilang.

Padahal, seluruh biaya kontrak kerja sama antara ANG dengan WO MGD telah dibayar lunas sebelum acara pesta pernikahan berlangsung. 

Kompas.com sempat menemui ANG, pengantin wanita di kediamannya di kawasan Sako, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (7/1/2019) malam. ANG menceritakan kronologi kejadian. 

ANG mengatakan mengenal RIY yang memiliki nama panggilan Uut dari teman kuliahnya sebelum melangsungkan pernikahan bersama FDL. 

Tepat pada 28 Juni 2018 lalu, ANG membayar uang muka Rp 10 juta untuk kontrak kerja sama akad nikah hingga acara resepsi pernikahan korban.

"Saya kenal dari teman kuliah dengan Uut. Menurut teman kuliah saya, dia (Uut) itu sudah lama bisnis WO dan pelanggannya banyak," kata ANG. 

Atas dasar tersebut, ANG dan suaminya, FDL, menyepakati WO yang dikelola oleh Uut mengurusi seluruh acara hingga selesai.

Kepercayaan pasangan pengantin itu pun bertambah setelah mereka juga mengunjungi rumah orangtua Uut  di Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang

Di sana, pakaian pengantin, hingga seluruh peralatan untuk acara pernikahan memang ada di rumah orangtua Uut. 

"Waktu itu tak ada curiga sedikit pun. Jadi kontrak kami tanda tangani hingga akhirnya kami membayar uang muka," ujar korban. 

Di dalam perjanjian kontrak tersebut, ANG akan membayar lunas biaya akad hingga resepsi satu pekan setelah acara selesai. 

Namun, Uut meminta ANG untuk membayar lunas seluruh biaya kontrak dengan alasan sewa gedung. 

Kecurigaan ANG mulai muncul. Ia pun meminta E-KTP milik Uut untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan. 

Setelah uang perjanjian dibayarkan lunas pada 26 Desember 2018 kemarin, Uut masih sempat menjalankan tugasnya, yakni menghias mobil pengantin, menata baju, dan persiapan menjelang akad nikah pada Jumat (4/1/2019) di rumah ANG.

Namun, saat acara resepsi berlangsung di gedung Sukaria, mendadak Uut hilang tanpa kabar dan meninggalkan acara begitu saja. 

Akibatnya,1.000 tamu yang datang di acara pernikahan kedua korban terpaksa tidak menikmati santap siang lantaran catering yang dijanjikan oleh Uut tak kunjung datang. 

"Jam 9 pagi, dia itu sempat datang lalu pulang dengan alasan mau ambil gaun pengantin, setelah itu tak datang lagi," ujar korban. 

Hingga menjelang siang, pihak keluarga ANG mulai risau. Seluruh makanan untuk tamu undangan masih kosong di atas meja. 

Berulang kali pihak keluarga mencoba menghubungi Uut. Pelaku pun beralasan jika semua makanan sedang dimasak. 

"Bilangnya masih digoreng, terus ditelepon lagi masih di jalan. Setelah itu tak aktif, sampai acara selesai tak juga datang," kenang ANG. 

Dengan kondisi malu, pihak MC yang mengisi acara tersebut sempat mengulur waktu hingga pukul 13.00 WIB untuk mencari solusi dengan memesan nasi bungkus. 

Namun, tak ada satu pun pihak rumah makan yang sanggup menyiapkan 1.000 porsi dalam waktu 1 jam. 

"Karena sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, terpaksa MC mengumumkan. Maaf ada gangguan teknis sehingga hidangan makan siang tidak ada. Seluruh tamu sudah tahu dan maklum," tambah SL (85), kakek ANG. 

Kotak antar-antaran pengantin yang masih berada di kediaman ANG korban dari penipuan Wedding Organizer MGD, Senin (7/1/2019). ANG dan suaminya FDL ditinggal kabur oleh Uut yang merupakan pengelola WO MGD saat acara pesta berlangsung hingga menyebabkan tamu undangan tak makan.
Kotak antar-antaran pengantin yang masih berada di kediaman ANG korban dari penipuan Wedding Organizer MGD, Senin (7/1/2019). ANG dan suaminya FDL ditinggal kabur oleh Uut yang merupakan pengelola WO MGD saat acara pesta berlangsung hingga menyebabkan tamu undangan tak makan. (KOMPAS.com/AJI YK PUTRA)

Tempuh Jalur Hukum

Atas kejadian ini pihak keluarga pasangan pengantin menempuh jalur hukum atas perbuatan yang dilakukan pelaku.

Namun demikian, SL (85), kakek dari Ang mengatakan, pihak keluarga saat ini masih menunggu itikad baik dari Uut atas kejadian tersebut.

Menurut SL, Ang dan FDL memaafkan Uut meskipun pihak keluarga telah dibuat malu lantaran 1.000 tamu undangan yang hadir dalam acara pesta pernikahan tidak makan akibat katering yang disewa tak hadir setelah Uut kabur.

"Kami maafkan kalau memang minta maaf. Tapi proses hukum tetap jalan," kata SL saat berada di kediaman mereka di kawasan Sako Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (8/1/2019).

Selain itu, SL mengaku mereka sedang berkonsultasi dengan kuasa hukum untuk melaporkan Uut kepada pihak kepolisian.

"Sekarang kami konsultasi dulu bagiamana baiknya delik laporan seperti apa. Yang jelas akan kami laporkan ke polisi," ujarnya.

Sementara itu, Ang mengaku tak menyangka bahwa Uut akan kabur meninggalkan acara saat pesta pernikahannya berlangsung di gedung Sukaria, kawasan IBA Palembang.

Sebab, saat kontrak kerja sama ditandatangani, Uut tidak menunjukkan gelagat mencurigakan. Bahkan saat akad nikah berlangsung di kediamannya, pelaku masih hadir mengurusi seluruh kegiatan acara.

"Tapi ketika resepsi di gedung dia hilang, pukul 09.00 WIB masih ada di gedung, setelah itu pulang alasan ambil gaun pengantin. Tetapi tidak datang lagi, makanan untuk tamu undangan juga tidak ada," ucap Ang.

Dengan terpaksa, MC acara pada waktu itu mengumumkan ada permasalahan teknis sehingga para tamu undangan tidak bisa menikmati makan siang.

Ang dan FDL terlihat sedih dan marah karena malu akibat perbuatan Uut. Mereka satu per satu menyalami para tamu undngan sembari meminta maaf atas kejadian tersebut.

"Semuanya memaklumi, ternyata bukan saya saja. Fotografer, penghias mobil pengantin juga belum dibayar oleh Uut," kata Ang.

Pelaku Penipuan Adalah Caleg Golkar

RIY alias Uut yang merupakan pengelola Wedding Organizer (WO) inisial MGD diketahui adalah seorang Calon Anggota Legislatif (Caleg) kota Palembang 2019.

Berdasarkan dari situs KPU.go.id nama RIY tercatat sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) dan Caleg dari partai Golkar dengan nomor urut 8 untuk daerah pemilihan Palembang 1.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Palembang Eftiyani mengatakan, sejauh ini mereka belum menerima laporan terkait kasus dugaan penipuan yang dilakukan oleh RIY.

"Nanti akan kami cek, korban melapor ke Polisi atau belum. Kalau di kami belum ada masuk laporan Caleg atas nama itu terlibat kasus," kata Eftiyani saat dikonfirmasi, Selasa (8/1/2019).

Eftiyani menjelaskan, nama seorang caleg bisa saja dicoret dalam DCT jika telah memiliki hukum tetap (inkrah) dari pengadilan. Keputusan itu nantinya akan menjadi acuan untuk menghilangkan nama caleg dari daftar DCT.

"Kami tidak bisa memproses pembatalan caleg, apalagi sudah masuk DCT selagi belum ada keputusan pengadilan. Setelah ada keputusan hukum baru kami bisa ambil tindakan," ujarnya.

Sementara itu, ANG pihak pengantin perempuan yang menjadi korban penipuan RIY juga mengetahui jika pelaku adalah seorang caleg.

Diketahuinya RIY adalah caleg dari rekan korban. "Iya dengar-dengar memang caleg, kami juga terkejut caleg kok begini (melakukan penipuan)," jelas ANG.(*)

Partai Golkar Minta Maaf

Ketua Perempuan Partai Golkar (KPPG) Sumatera Selatan Anita Noeringhati menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Palembang atas kasus penipuan yang dilakukan oleh RIY alias Uut dalam pesta pernikahan Ang dan FDL.

Anita mengatakan, perbuatan yang dilakukan Uut sangat mencoreng nama Partai Golkar yang selama ini sedang jor-joran membuat citra agar dekat dengan masyarakat.

Namun, ulah dari Uut sebagai pengelola wedding organizer (WO) MGD, malah mengecewakan masyarakat dengan kabur meninggalkan pesta pernikahan Ang dan FDL, hingga membuat para tamu undangan tak makan.

Anita menjelaskan, sebagai seorang celg, Uut semestinya dapat mengemban tanggung jawab pekerjaan. Namun, dengan kasus dugaan penipuan yang ia lakukan, Uut dianggap sangat tidak layak sebagai calon legislatif.

"Kalau memang seperti ini, artinya dia tidak layak dan tidak patut ditempatkan sebagai caleg, menjadi caleg saja tidak patut, apalagi anggota," ujarnya.

Sementara, soal sanksi terhadap Uut, Anita mengatakan akan ditangani langsung oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar Palembang.

"Saya sebagai KPPG Golkar, saya mohon maaf atas kejadian itu. Semoga ke depan untuk kader Partai Golkar tidak akan melakukan hal itu kembali, apalagi yang diakukan itu momen seumur hidup. Saya sebagai KPPG mohon maaf kepada masyarakat, terutama yang dirugikan," kata dia.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Calegnya Jadi Pelaku Penipuan "Wedding Organizer", Perempuan Golkar Sumsel Minta Maaf "

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved