Anggota DPRD Medan Tertawa saat Kementerian Sebut Medan Paling Kotor: Sampah Berserak, Dinas Bobrok
Tidak begitu kotor. Yang kotor ada, tapi tidak kotor kali lah yang aku lihat. Tapi kalau penilaian mereka kan kita tidak tahu.
Penulis: Liska Rahayu |
Laporan Wartawan Tribun Medan/ Liska Rahayu
TRIBUN-MEDAN.Com, MEDAN - Menurut Ketua DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung, Kota Medan tidak terlalu kotor. Namun ia mengatakan, predikat kota terkotor yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut menjadi introspeksi diri bagi Kota Medan.
“Tidak begitu kotor. Yang kotor ada, tapi tidak kotor kali lah yang aku lihat. Tapi kalau penilaian mereka kan kita tidak tahu. Mungkin mereka banyak melihat daerah-daerah yang banyak sampahnya aja kan. Tapi menurut aku, itu untuk introspeksi diri kita aja supaya kita berbenah diri,” ucapnya, Selasa (15/1/2019).
Namun ia membenarkan jika Kota Medan belum bisa mengelola sampah dengan baik. Dikatakannya, DPRD Medan beberapa kali telah berdiskusi dengan Pemko Medan untuk mencari investor yang bisa mengelola sampah dan hasilnya bisa jadi lisktrik, bahan bangunan atau lainnya.
“Menurut mereka (Pemko), memang sudah ada beberapa investor yang menawarkan diri, tapi enggak jadi. Mungkin persoalan, mereka juga enggak mau kalau enggak untung. Itu mungkin yang belum ketemu,” katanya.
Dia menambahkan, jika sampah diolah secara manual seperti dibakar, maka akan menumpuk terus. Di Jakarta saja, kata dia, sudah mulai mengelolah sampah secara mekanik. Pemko Medan memang sudah harus serius untuk mencari investor agar dapat mengolah sampah secara mekanik.
KOTA MEDAN Dinobatkan Sebagai Kota Paling Kotor oleh Kementerian Lingkungan Hidup
Ditanya Pendapatnya Soal Medan Kota Paling Kotor, Wakil Wali Kota Medan Sebut 2019 Fokus Kebersihan
Layanan Perawatan untuk Karpet hingga Springbed di Pro Clean Indonesia
GEMPA HARI INI - Update BMKG, Info Gempa Tapanuli Utara Kekuatan 5.0 SR tak Berpotensi Tsunami
Pelaku Pembunuhan Laili (35) Serta 2 Anaknya Miranda (16) dan Cika Ramadani (10) Ditangkap
“Medan bisa membuat tempat pengolahan sampah mekanik, lahan banyak. Hanya investornya yang belum ada. Kalau kita biayai sendiri, mungkin terlalu berat. Untuk pembiayaan di APBD mungkin itu tidak jadi prioritas. Tapi kalau ada investor seperti yang dilakukan oleh kota-kota lain kenapa enggak,” katanya.
Henry Jhon pun mengakui saat ini Perda Nomor 6 Tahun 2015 tentang pengelolaan persampahan saat ini masih belum efektif. Anggota Komisi D DPRD Kota Medan Sahat Simbolon tertawa saat mendengar Kota Medan disebut sebagai kota terkotor.
JANJI Prabowo Dalam Pidatonya, Mulai Dari Gaji Akan Naik Berkali-kali Lipat Hingga Susu Gratis
Kapolres Positif Narkoba, AKBP AS Diperiksa Propam hingga Alasan Kapolda Sumsel Bilang Tidak Dipecat
Akhirnya Terungkap Alasan Rocky Gerung Selalu Menghujat Jokowi dan Tak Menghujat SBY-Prabowo
“Peringkat terkotor? Hahaha. Seharusnya kan orang mendapat peringkat terbaik ya? Ini terkotor. Ya memang jelas terkotor. Karena di mana-mana sampah berserak. Jadi enggak salah kementerian menilai Kota Medan terkotor,” katanya saat dihubungi.
Ia menjelaskan, secara kasat mata, terlihat sudah tidak ada kepedulian lagi terhadap sampah di Kota Medan. Dikatakannya, jika Kota Medan mendapat predikat terbaik justru ia tak terima.
“Karena saya lihat di lingkungan seperti itu. Sampai sekarang TPA saja tidak ada. Kategori kebersihan itu kan yang pertama lingkungan. Sedangkan saat ini lingkungan sampah berserak. Jadi saya bilang wajar, kalau Kota Medan dapat predikat kota metropolitan terkotor,” katanya.
Menurutnya, harus ada peningkatan mutu kerja di SKPD yang berwewenang terhadap persampahan. Sahat membenarkan TPA di Kota Medan belum memadai dan diabaikan. Padahal TPA adalah yang harus diutamakan.
Layanan Perawatan untuk Karpet hingga Springbed di Pro Clean Indonesia
Deretan Selebritas yang Ditipu Pria yang Ngaku-ngaku Kaya, Ada yang Terkuak sebelum Nikah
Viral Pernikahan Sejoli Bertemakan GrabFood, Beginilah Ikhwal Kisah Percintaan Mereka
“Sampai hari ini TPA di Kota Medan belum ada, yang ada sementara. Jadi ke depan, Pemko harus mencari lahan untuk TPA,” katanya.
Ditanya mengenai pengawasan terhadap Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Sahat secara terang-terangan mengatakan kiner Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan saat ini bobrok. Karena saat pihaknya ingin berdiskusi dengan kepala dinas mengenai kebersihan, tidak pernah ada tanggapan yang baik.
Viral Pernikahan Sejoli Bertemakan GrabFood, Beginilah Ikhwal Kisah Percintaan Mereka
Deretan Selebritas yang Ditipu Pria yang Ngaku-ngaku Kaya, Ada yang Terkuak sebelum Nikah
Pengemis Ini Miliki Harta Rp 1,4 M, Perhari Bisa Dapat Rp 1 Juta Hasil Mengemis
“Jangankan ketemu, telepon saja susah dihubungi. Selalu off atau di luar jangkauan. Dia kira kita mau minta proyek. Datang kita ke kantor, enggak ada. Dihubungi enggak aktif. Secara pribadi saya berani mengatakan kinerja Dinas Kebersihan bobrok,” tukasnya.
Sebab banyak hal yang harus didiskusikan terkait pengakutan sampah dan yang lainnya. Namun komunikasi yang terjalin masih belum begitu baik.
(cr5/tribun-medan.com)