Buwas Angkat Bicara soal Prabowo Ungkit Polemik Impor Beras Dirinya dengan Mendag di Debat Capres
Buwas Angkat Bicara soal Prabowo Ungkit Polemik Impor Beras Dirinya dengan Mendag di Debat Capres
TRIBUN-MEDAN.COM - Perbedaan pandangan antara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengenai impor beras menjadi 'peluru' bagi calon presiden nomor urut 01 Prabowo Subianto dalam debat capres pertama, 18 Januari 2019 lalu.
Buwas, sapaan Budi, merespons hal tersebut ketika berjumpa dengan wartawan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (24/1/2019) sore.
Buwas menegaskan, perbedaan pandangan di dalam pemerintahan merupakan hal yang wajar.
Bagi dia, yang terpenting adalah, ketika pimpinan sudah memutuskan, maka anak buah harus menghilangkan perbedaan dan melaksanakan keputusan tersebut.
"Itu (perbedaan pandangan) kan wajar-wajar saja. Tapi yang terpenting, persoalan itu selesai dengan Presiden memutuskan pada akhirnya enggak impor, ya sudah, selesai," ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri tersebut.
"Namanya kita kan demokrasi. Demokrasi ya enggak usah menjadi masalah sebenarnya. Asalkan ya demi kepentingan bangsa dan negara," lanjut dia.
Baca: Komisioner KPU: Pidato Kebangsaan Prabowo Sandi Kampanye, Kampanye Terselubung Jokowi tak Terbukti
Meski demikian, Buwas juga tidak mempersoalkan apabila dinamika di internal kabinet dijadikan 'peluru' bagi oposisi untuk menyerang Presiden yang sedang mencalonkan diri kembali dalam Pemilu mendatang.
Buwas berpendapat, dalam sebuah format debat, hal seperti itu lumrah.
"Ya dipersoalkan (oleh Prabowo) juga enggak ada masalah. Itu boleh-boleh saja. Dalam debat, boleh-boleh saja. Kalau mencari-cari (kesalahan) enggak ada larangan. Tapi sekali lagi, yang penting, persoalan itu selesai," ujar Buwas.
Diangkatnya perbedaan pandangan internal kabinet ke ranah politik menjadi pengalaman berharga bagi Buwas.
Ke depan, ia pun berkomitmen untuk menjaga koordinasi dan komunikasi agar apapun perbedaan pandangan yang terjadi, tidak menimbulkan kegaduhan di publik.
"Kita belajar dari pengalaman. Kalau komunikasi kita baik, terus kita sudah berkoordinasi dengan baik, kan tidak mungkin terjadi seperti itu. Missed bisa terjadi kapan saja. Tapi missed itu bukan berarti menjadi pertentangan seterusnya, rusak, enggak dong. Itu justru untuk penyelesaian, buktinya sekarang kan sudah selesai," ujar Buwas.
Dalam debat pertama yang digelar di Gedung Bidakara, Jakarta, 17 Januari 2019 lalu, Prabowo memang bertanya kepada Jokowi mengenai pejabat yang memiliki konflik kepentingan.
Prabowo mencontohkan beda suara antara Buwas dengan Enggartiasto Lukita soal impor beras.
"Yang membingungkan kami adalah bahwa di antara menteri-menteri Bapak berseberangan. Ada (yang) katakan persediaan beras cukup, tapi ada lagi yang impor beras. Ini bikin bingung. Gimana pejabat yang Bapak angkat termasuk Bulog, Pak Buwas, cukup, tapi Mendag izinkan impor komoditas pangan," kata Prabowo.