Pembunuhan Sadis
Yuda Lesmana Simpan Dendam 5 Tahun, Habisi Nyawa Fitri Suryanti dengan Sayatan Pisau Buah
Bekas sayatan senjata tajam juga terlihat dari leher Fitri yang membuat dirinya akhirnya meregang nyawa lantaran kehabisan darah.
Bekas sayatan senjata tajam juga terlihat dari leher Fitri yang membuat dirinya akhirnya meregang nyawa lantaran kehabisan darah.
Fitri ditemukan bersimbah darah di kamarnya dalam keadaan tertelungkup dan seutas tali yang mengikat tangannya Senin (11/2/2019).
Bekas sayatan senjata tajam juga terlihat dari leher Fitri yang membuat dirinya akhirnya meregang nyawa lantaran kehabisan darah.
Dari rekaman video yang beredar, diketahui bahwa YL mengakui bahwa dirinya adalah pembunuh Fitri.
Saat itu ia tampak ditanyai oleh seseorang yang sedang merekamnya.
"Perempuan Bang, seingat saya namanya Fitri, namanya saya udah lupa bang soalnya dah lama kali, dah enggak apa lagi. Tapi kalau mukanya saya ingat Bang," ucap YL dikutip dari akun Facebook @Dhika Prasetya.
Dalam rekaman tersebut, ia juga turut menjelaskan alasan dirinya tega membunuh Fitri.
"Dendam lama," ucap YL singkat.
YL turut mengakui bahwa dirinya sudah merencakan pembunuhan selama 5 tahun lamanya.
"Udah 5 tahun Bang," kata YL.

Dalam rekaman tersebut pula, YL menjelaskan bahwa dirinya membunuh Fitri hanya menggunakan pisau buah.
Ia juga mengaku tidak dengan sengaja menyiapkan benda tersebut.
"Pisau itu aku beli Bang, bukan sengaja, tapi pisau itu kan untuk motongi mangga apa kan aku anak kos sendiri," kata YL saat ditanya perihal asal muasal pisau yang ia bawa.
Setelah melancarkan pembunuhan tersebut, YL langsung membuang pisau tersebut untuk menghilangkan jejak.
"Di Sungai Ladi Bang (membuangnya)," ungkapnya.
Disinggung soal rencana pembunuhan yang ia lakukan, YL menuturkan bahwa telah melakukan pengintaian selama 1 bulan lamanya.
"Sekitar sebulan lah Bang, aku tengok dulu ke rumahnya Bang, jam berapa dia ada di rumahnya."
"Mulai jumpa dia aku pantau terus rumahnya," kata YL dalam rekaman tersebut.
Penuturan pelaku soal pengintaian yang ia lakukan, juga turut dibenarkan oleh keluarga dan tetangga Fitri.

Dikutip TribunWow.com dari TribunBatam, saat ditanya perihal pelaku pembunuhan Fitri, seorang tetangga korban mengaku telah mengetahuinya.
"Sudah tahu. Kan ada di Facebook," kata seorang tetangga korban, Selasa (12/2/2019).
Berdasarkan cerita yang ia dapatkan, diketahui bahwa pelaku memang sudah memantau korban sejak lama.
"Saya tak lihat sendiri, tapi infonya begitu, sudah sebulan dia pantau. Naik motor," katanya.
Kabar tersebut semakin menguat setelah orangtua Fitri juga turut mengonfirmasi.
"Di Facebook juga kita lihat. Orangtuanya sendiri yang bilang. Dia (pelaku) nanya gas. Mungkin mau mantau korban," ujarnya.
Ayah Fitri, Ameng rupanya juga pernah bertemu dengan pelaku sebelum mengetahui anaknya meregang nyawa.
Bahkan Ayah Fitri sempat terlibat cekcok dengan YL di hari yang sama dengan tewasnya Fitri.
"Saya tak kenal dengan orangnya. Tapi katanya sudah dendam 5 tahun dengan anak saya," ujar Ameng.
Ameng menjelaskan bahwa sebelum mengetahui bahwa Fitri tewas mengenaskan, ia sempat bertemu dengan pelaku untuk membicarakan masalah elpiji yang dijual oleh Ameng dan Fitri.
Pelaku rupanya saat itu berpura-pura untuk membeli gas elpiji bahkan sempat terlibat cek cok dengan Ameng.
"Dia mau beli 15 tabung, dengan harga Rp 150 ribu. Saya bilang tak bisa, segitu harganya Rp200 ribuan. Gas sekarang susah," kata Ameng.

Dari penuturan Ameng tersebut, pihak kepolisian akhirnya melakukan penyelidikan lanjutan untuk menemukan pelaku yang membunuh Fitri.
Meskipun sempat bertemu dengan pelaku, Ameng mengaku tak mengenal sosok YL.
"Saya tak tahu ternyata orangnya itu. Memang polisi ada tanya saya. Saya bilang hari itu ada yang mau beli gas. Orangnya kecil-kecil. Saya tak kenal. Tapi kalau dilihatkan orangnya, tahulah," ujarnya.
Sebelum pelaku pembunuh Fitri ditemukan, Ameng mengaku pernah ditanyai oleh polisi soal kecurigaan polisi pada pacar Fitri yakni Anton.
Namun secara tegas, Ameng menjelaskan bahwa tidak mungkin Anton yang membunuh anaknya itu.
Ia juga turut menjelaskan kepada kepolisian bahwa Anton adalah sosok yang baik.
"Bukan dia pak. Dia anak baik-baik," kata Ameng menceritakan kembali percakapannya dengan polisi.
Menurut Ameng, Anton dan Fitri juga jarang bertengkar selama berhubungan.
Kronologi Pembunuhan Fitri
Fitri pertama kali ditemukan tewas setelah seorang tetangganya tak mendapatkan tanggapan saat hendak membeli gas di kediaman Fitri Senin (11/2/2019).
Seorang warga, Robert menjelaskan bahwa dirinya bingung saat membeli gas namun tidak mendapatkan jawaban.
Robert juga mengaku beberapa kali memanggil Fitri dan hanya terdengar suara TV menyala tanpa ada jawaban dari korban.
"Saya cuma dengar suara TV dari luar rumah, saya gak masuk karena tidak ada yang keluar saat saya panggil," sebut Robert Senin (11/2/2019).
Tak mendapatkan jawaban, Robert akhirnya memutuskan untuk pulang dan meminta sang ibu menelepon korban.
"Ibu saya telepon juga nggak diangkat. Biasanya memang begitu, kalau mau beli gas telepon dulu," jelas Robert dikutip dari TribunBatam.com.
Tak lama setelah itu, Fitri diketahui telah meninggal dunia dengan luka sayatan yang membuatnya kehabisan darah.
Kapolresta Barelang Kombes Pol Hengki juga menjelaskan bahwa Fitri ditemukan setelah seorang kerabatnya melihat ada bercak darah di sepanjang halaman rumah Fitri.
"Awalnya tetangga korban mau membeli gas, kemudian dia panggil gak ada yang menyaut. Padahal Pintu Rumah terbuka dan suara TV terdengar dari dalam rumah," terang Hengki Senin (11/2/2019).
Bercak darah yang ditemukan oleh kerbata tersebut rupanya bercecer dari halaman rumah sampai ke sebuah sepeda motor yang ada di depan rumah tersebut.
"Setelah orangtua korban datang datang kembali ke rumah, baru ia melihat korban di dalam kamar sudah tertelungkup dan mengeluarkan darah. Di sana ia lapor polisi," tegas Hengki.
(TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Simpan Dendam Selama 5 Tahun, Pelaku Akui Habisi Nyawa Fitri Suryanti setelah Intai Korban 1 Bulan