Berikan Kuliah Umum di USU, Luhut Pandjaitan Elu-elukan Pencapaian Jokowi
Menteri Koordinator Kemaritiman RI Jendral TNI Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan berkunjung ke Sumut
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Menteri Koordinator Kemaritiman RI Jendral TNI Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan berkunjung ke Sumatera Utara.
Kedatangan Luhut di Kota Medan untuk memberikan kuliah umum di Universitas Sumatera Utara (USU), dengan tema Wawasan kebangsaan kedaulatan pangan, maritim dan daya saing bangsa dalam Era Revolusi Industri 4.0, Senin (18/2/2019) siang.
Dalam kunjungan itu, Luhut membawa Ruhut Sitompul, Alwi Shihab serta Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) dalam rombongan.
Dalam kuliah umumnya beberapa kali Luhut mengelu-elukan prestasi yang sudah di capai Presiden Jokowi.
Seperti saat berbicara di parlemen Eropa bulan Agustus lalu, bahwa ekonomi Indonesia punya pertumbuhan ekonomi 5,1 serta punya penduduk 269 juta dan Indonesia negera berpenduduk dengan Islam terbesar di dunia.
"Kami mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Kami punya 17 ribu pulau, banyak orang kaget. Saya bilang, saya datang kemari untuk memberikan briefing tentang pertumbuhan kelapa sawit. Bukam mau minta kalian. Anda tahu nggak, saya bilang. Kami akan membeli 2500 pesawat terbang Airbus 320 dan 737 dengan harga triliunan," kata Luhut disambut tepuk tangan para mahasiswa di dalam Auditorium USU, Senin (18/2/2019).

Luhut saat mendapat penghargaan dari Rektor USU Runtung Sitepu
"Sekarang kalian tahu akibatnya, sekarang semua pembelian Boeing dan Airbus harus bikin local kontennya di Dirgantara dan itu perintah presiden. Pak Luhut saya setuju, pokoknya apa saja saya pertaruhkan jabatan untuk kepentingan nasional. Saya jawab kalau bapak setuju, saya gas terus pak, gas terus," sambungnya.
Luhut menjelaskan bahwa selama ini Indonesia sudah terlalu baik. Sehingga diplomasi terlalu lama. Karena pertahanan terbaik adalah menyerang.
Lihat ekonomi saat ini, sementara siklus ekonomi Indonesia stagnan.
Setelah 2015 masuk dan disitulah baru mengenal bahwa presiden berani orangnya, mau mendengarkan saran, bahkan presiden mau saat disarankan untuk mencabut subsidi karena akan berdampak pada perekonomian.
"Memang semenjak subsidi diturunkan elaktabilitas presiden sempat menurun, namun enam bulan setelahnya dan sampai hari ini, popularitas tertinggi sepanjang 12 bulan terakhir adalah di pemerintahan ini," ujarnya.
Luhut menginginkan Indonesia tidak hanya jadi pemain kandang.
Tapi bisa main secara global. Karena sejak tahun 2011 ekonomi Indonesia telah menurun hingga pada serah terima presiden pada 2014 akhir, ekonomi perlahan-lahan mulai membaik.
Walaupun awalnya mengalami kenaikan 4 persen, namun menurut World Bank ini adalah prestasi yang menggembirakan.
Dengan Indonesia berani mengambil langkah mencabut subsidi, sembari menunggu perkembangan ekonomi membaik.
