News Video

Detik-detik Menteri Susi 'Semprot' Anggota Dewan saat Rapat karena Pemakaian Plastik, TONTON VIDEO

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menegur anggota DPR saat rapat di Gedung DPR RI, momen tersebut diunggah Menteri Susi di instagram

Instagram Menteri Susi
Menteri Susi 'semprot' anggota dewan saat jeda rapat di Gedung DPR RI 

TRIBUN-MEDAN.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menegur anggota DPR saat rapat di Gedung DPR RI, belum lama ini.

Momen tersebut diketahui dari unggahan Menteri Susi di akun instagram pribadinya, @susipudjiastuti115.

Teguran Susi berawal saat melihat seluruh kursi di ruang rapat DPR RI diletakkan kemasan air mineral berbahan platik.

"Sesuai Peppres No 83 tahun 2018, Presiden sudah memerintahkan pengurangan sampah plastik. Sesuai dengan seluruh kampanye kita, DPR juga bisa (tidak menggunakan plastik sekali pakai)," ucap Susi sembari perlihatkan kemasan air mineral.

Baca: Ini Besaran Gaji Pokok Jenderal Polri Mulai Rp 3.290.500, Jenderal Bintang Empat Rp 5.930.800

Baca: Detik-detik Penangkapan Buaya Muara Sepanjang 4,5 Meter hanya dengan Alat Sederhana, TONTON VIDEO

Tonton videonya;

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

Fahri Hamzah Sebut Kartu Pamungkas Gagasan Sandiaga Uno Dapat Atasi Kegagalan Petahana

Messi Tak Lagi Punya Saingan untuk Gelar Pencetak Gol Terbanyak di Spanyol Sejak Ronaldo Hengkang

Ibunda Ustaz Abdul Somad Meninggal Dunia, Ini Doa dan Ucapan Belasungkawa Aa Gym dan Arie Untung

Susi lantas membandingkan DPR dengan kementerian yang ia pimpin.

Ia mengungkapkan tidak boleh satu karyawan pun di Kementerian Kelautan dan Perikanan boleh menggunakan kemasan plastik sekali pakai.

"Di KKP botol seperti ini sudah dilarang, Pak. Saya akan denda Rp 500 ribu. Belum ada terlaksana hingga saat ini karena semuanya patuh," jelas Susi.

Susi tak hanya meminta minimalisir penggunaan kemasan plastik, namun sedotan plastik.

Baca: Berparas Ganteng dan Tegap, Tiga Pengungsi Afghanistan Selingkuhi Istri Orang, Ada yang Dilabrak

Ia menyarankan DPR dan masyarakat menggunakan sedotan non-plastik karena 70 persen sampah plastik akan terbuang ke laut.

"Kita masih sangat tidak baik recyclenya (daur ulang). Sekarang ada sedotan kertas, bambu dan metal. Jadi semua sampah plastik, hampir 70 persen larinya ke laut," tambahnya lagi.

Kolase Menteri Susi Pudjiastuti dan kapal ikan Andrey Dolgov
Kolase Menteri Susi Pudjiastuti dan kapal ikan Andrey Dolgov (KOMPAS.com/RAJA UMAR)

Inter Milan di Luar Dugaan Pecundangi AC Milan di Derby Della Madonnina

Ibunda Ustaz Abdul Somad Meninggal Dunia, Dimakamkan di Kisaran

Juventus Tak Berdaya Hadapi Genoa Tanpa Kehadiran Ronaldo, Cicipi Kekalahan Perdana di Liga Italia

Pantauan www.tribun-medan.com, Senin (18/3/2019) pukul 10.34 WIB, unggahan Menteri Susi sudah disaksikan lebih dari 559 ribu kali.

Berikut keterangan video di instagaram Menteri Susi;

Dalam rapat DPR saya memanfaatkan waktu jeda sidang untuk mengimbau tentang penggunaan plastik sekali pakai karena Pemerintah perlu menjadi contoh yang baik dan menjadi panutan bagi masyarakat Indonesia untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam setiap pertemuan.

Mari kita mulai dari diri kita sendiri dan Katakan tidak pada plastik sekali pakai seperti botol, sedotan, kemasan lainnya.

Mari kita mulai dari sekarang!

Maruf Amin Apungkan Kekecewaan Menyasar Isu Agama dalam Debat Cawapres, Ucap Sumpah Ini

Pendukung Real Betis Berikan Tepuk Tangan untuk Messi yang Ciptakan Gol Cantik, Tonton Videonya

PUISI KAU BOHONG

Twitter Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengunggah aktivitas Susi membacakan puisi yang baru ia ciptakan.

Bukan di acara besar, mentri Susi membacakan puisi di hadapan masyarakat tepat di pinggir laut.

Puisi karyanya itu diberikan judul, Kau Bohong.

Ia mengungkapkan bahwa puisi ini ditujukannya pada beberapa orang yang disebutnya spesial.

“Untuk seorang kawan spesial dan beberapa kawannya yang juga spesial.”

“Judulnya, Kau Bohong.”

“Kau bilang, mama, kawan, papa dan semua orang dekatku bicara begini dan begitu.

“Kutanya dan kucek, ternyata kau bohong.”

Tonton videonya;

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

Tertangkap, Begal di Jalan Sutrisno yang Aksinya Viral Ditembak oleh Polisi

Khabib Ogah Kembali Bertarung di Kota Penuh Dosa, Tak Menyesali Hukuman Untuknya

Bupati Konawe Mendadak Acungkan Pistol saat Upacara, Teriak Indonesia. . Indonesia, TONTON VIDEONYA

Mentri Susi tampil sangat sederhana dengan kaos berwarna biru dan kacamata hitam.

Usai membacakan puisi, ia menutup dengan ucapan Terima Kasih dan langsung mendapatkan sorak sorai dari orang-orang yang ada di sekitar.

Beberapa bahkan menerikkan ‘Merdeka.’

Twit Susi ini langsung menarik perhatian warganet.

Beberapa memuji penampilannya, sementara yang lainnya menduga-duga kepada siapa puisi itu dikirimkan.

Sebelumnya seorang nelayan mengkritik kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Kritik itu disampaikan langsung di hadapan Presiden Joko Widodo dan Menteri Susi.

Momen itu terjadi saat Presiden Jokowi didampingi Menteri Susi bersilaturahim dengan Perwakilan Nelayan Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Usai menyampaikan sambutannya, Jokowi memanggil tiga orang nelayan ke podium.

Meteri Susi dan seorang ibu di Papua Barat.
Meteri Susi dan seorang ibu di Papua Barat. (Instagram@ffawzia07)

Salah satunya adalah Agus Mulyono dari Lamongan, Jawa Timur.

Agus mengkritik Menteri Susi karena sempat melarang penggunaan alat tangkap cantrang bagi nelayan.

Agus menegaskan bahwa alat tangkap cantrang adalah warisan dari para leluhur nelayan sejak zaman Belanda.

Dia mengklaim, alat itu tidak merusak lingkungan seperti yang disampaikan oleh Susi.

"Jadi ikan itu musiman Bapak, bukan punah karena cantrang, salah besar. Cantrang itu bukan alat punah, alat mensejahterakan dan ramah lingkungan, IPB tanya Bapak, ramah lingkungan dan semuanya sudah dikaji," kata Agus.

Agus pun mengkritik alat pengganti cantrang yang disediakan oleh Kementerian KKP.

Menurut dia, alat itu tidak seefektif cantrang.

"Alat itu ternyata tidak cocok, karena masing-masing daerah itu beda, karakteristik ikannya beda," kata dia.

Agus juga menyinggung soal administrasi yang berjalan lambat di bawah kepemimpinan Susi.

Padahal, menurut dia, Presiden Jokowi dan menteri Susi sudah lama menyatakan bahwa penggunaan cantrang tak lagi dilarang.

Namun, menurut dia, surat izin yang melegalkan penggunaan cantrang itu tak pernah terbit.

"Semenjak Bu Menteri ini lama, lama, lama, lama dan tidak keluar izin, padahal Bapak silakan melaut, sudah memperbolehkan. Bu Susi waktu di mobil komando juga silakan melaut, ini demi Pak Jokowi ya, iya, tapi suratnya enggak keluar sampai sekarang, kapal-kapal pada macet," kata Agus.

Untungnya, lanjut Agus, Presiden Jokowi sudah mengeluarkan surat instruksi kepada Polri untuk tidak menangkap nelayan yang melaut menggunakan cantrang.

Nelayan pengguna cantrang pun tetap bisa bebas melaut.

"Untung ada surat sakti dari Pak Jokowi. Pak Jokowi yes, Bu Susi no," kata dia.

Sementara itu, sepanjang Agus bicara, menteri Susi hanya duduk terdiam sambil memperlihatkan ekspresi datar.

Lalu, apa tanggapan Menteri Susi atas kritik itu?

"Enggak apa-apa. Biasa saja. Orang kan ada yang suka dan tidak," katanya kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Namun, Menteri Susi tetap menolak untuk melegalkan penggunaan cantrang.

Menurut dia, saat ini nelayan pengguna cantrang hanya dibolehkan untuk melaut sementara waktu.

Namun, Susi belum menentukan kapan batas waktunya.

"(Cantrang) dilegalkan ya belum bisa. Belum ada keputusan itu. Tapi berlayar boleh sekarang ini," kata Susi.

Permalukan pengusaha nakal

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tak berhenti dengan ikon penenggelaman kapal illegal fishing yang awalnya sempat mendapat protes dari dalam negeri maupun internasioanal.

Kini menteri yang menamatkan SMA dengan Ujian Paket C, merancang gebrakan baru yang mengincar para pengusaha yang memiliki kapal ikan tak berizin.

Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana mengumumkan kepemilikan kapal ikan yang tak berizin ke publik.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberlakukan "naming and shaming" untuk kapal tersebut.

Rencananya kebijakan itu akan diberlakukan dalam waktu dekat.

“Semua nama pemilik kapal, posisinya di mana, status, tangkapan berapa akan saya umumkan ke publik," ujar Susi dalam keterangan tertulis, Minggu (27/1/2019).

Susi mengatakan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pemilik kapal perikanan terhadap prosedur yang telah diterapkan pemerintah.

Di samping itu, publik bisa mengawasi perusahaan-perusahaan penangkap ikan yang bandel.

Sebab, ia menilai tingkat kepatuhan para pelaku usaha perikanan dalam negeri masih rendah.

Masih banyak ditemukan kecurangan dalam pelaporan ukuran dan jumlah tangkapan kapal.

KKP dianggap mempersulit perizinan kapal.

Padahal, kata dia, proses perizinan kapal sudah dibuat semudah mungkin dan terbuka.

"Masih ada yang tidak jujur dan melakukan kecurangan. Memanipulasi data hasil tangkapan ikan dan keuntungan yang mereka dapat. Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi kalau mereka mematuhi aturan pemerintah,” kata Susi.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo menyebutkan, hal ini dilakukan untuk memperketat pengawasan melalui keterlibatan publik.

Dengan demikian, Laporan Kegiatan Penangkapan (LKP) dan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) sebagai syarat penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) tak lagi dimanipulasi.

Penataan ini juga dilakukan untuk memastikan pendapatan negara dari pajak dan bukan pajak harus sesuai dengan pemanfaatan sumber daya perikanan yang mereka lakukan.

“Illegal, unreported, dan unregulated ini yang menjadi masalahnya. Pemerintah kesulitan menghitung pemanfaatannya," kata Nilanto.

"Volumenya saja tidak tahu. Bagaimana mungkin kita bisa memungut pajak yang bagus dari usaha perikanan ini,” lanjut dia.

Dimusuhi dan Dicerca di Dalam Negeri, Susi Pudjiastuti Dinobatkan 10 Tokoh Global Thinkers 2019

Dimusuhi dan dicerna di dalam negeri, ternyata sosok Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti masuk ke dalam daftar bergengsi Global Thinkers 2019.

Susi masuk ke dalam kategori 10 besar tokoh yang dianggap punya pengaruh di bidang pertahanan dan keamanan menurut versi majalah ternama Foreign Policy.

Menteri kelahiran Pangandaran, Jawa Barat tersebut bersanding dengan perempuan berpengaruh lain seperti Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen.

Kemudian Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Wazed dengan rekor jabatan terlama dalam sejarah negara sejak Januari 2009.

Dalam editorialnya, Foreign Policy memaparkan Susi berada dalam daftar karena komitmennya dalam mempertahankan kelestarian ikan serta biota laut.

Komitmen itu ditunjukkan dengan keberaniannya menelurkan kebijakan yang dianggap menakutkan, serta diperhatikan kawan maupun lawan.

Susi dikenal karena keputusannya menenggelamkan kapal nelayan yang kedapatan memancing secara ilegal di wilayah perairan Indonesia.

Ketika berkunjung ke Norwegia pada Juni 2018, Susi menjelaskan bahwa saat ini Indonesia telah menenggelamkan 363 kapal di teritorinya.

Dampak dari kebijakan tersebut, lanjutnya, adalah stok ikan meningkat dari sebelumnya 6,52 juta ton pada 2011 menjadi 12,5 juta ton pada 2017.

Kemudian ukuran ikan yang ditangkap nelayan mengalami peningkatan, serta jarak melaut kian dekat, serta neraca perdagangan perikanan Indonesia nomor satu di ASEAN pada 2016.

Kebijakan yang menuai prestasi di forum internasional seperti FAO bukannya tanpa tantangan.

Di Norwegia, Susi mengaku merasa gelisah. Sebabnya, dia merasa berjuang sendiri tanpa mendapat dukungan di negeri sendiri.

Belum lagi konsistensi penegakan hukum terbentur kepentingan di balik kekuasaan.

Kebijakannya itu juga sempat menimbulkan ketegangan dengan China yang menuduh Indonesia menembaki kapal nelayan dan melukai satu orang.

Susi menegaskan, menjaga hubungan baik dengan China bukan berarti kendur dalam urusan penegakan hukum di sektor illegal fishing (pencurian ikan).

Dia mendukung penuh tindakan Komando Armada Maritim Kawasan Barat (Koarmabar) yang menembak kapal berbendera China di kawasan Natuna Juni 2018.

"Hubungan baik kita harus jaga. Tapi soal pencurian ikan ya tidak termasuk hubungan baik antarlembaga dong," ujar Susi kala itu.

Selain Susi, nama berpengaruh lain yang masuk ke dalam daftar tokoh berpengaruh adalah PM Bangladesh Sheikh Hasina.

Nelayan Permalukan Menteri Susi di Depan Presiden Jokowi: Pak Jokowi Yes, Bu Susi No. Presiden Joko Widodo dan nelayan asal Lamongan Agus Mulyono saat Presiden bersilaturahmi dengan para nelayan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Nelayan Permalukan Menteri Susi di Depan Presiden Jokowi: Pak Jokowi Yes, Bu Susi No. Presiden Joko Widodo dan nelayan asal Lamongan Agus Mulyono saat Presiden bersilaturahmi dengan para nelayan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/1/2019). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Kebijakannya yang menuai perhatian dunia adalah menerima sekitar 700.000 warga minoritas Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.

Hasina menerima pengungsi Rohingya dan menempatkan mereka di kamp pengungsi Kutupalong yang berlokasi di Cox's Bazaar.

Meski begitu, dia juga disorot karena berniat memulangkan para pengungsi Rohingya yang ditentang baik pejabat PBB maupun organisasi HAM.

Dari Meksiko, terdapat nama Olga Sanchez Cordero yang baru menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri sejak 1 Desember 2018.

Mantan Senator tersebut berjanji bakal mencari cara untuk mengurangi angka korban tewas karena perang melawan narkoba yang dicanangkan pemerintah.

Merupakan eks hakim di Mahkamah Agung Meksiko, Cordero merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai orang nomor satu di lingkungan Kemendagri.

Adapun dari jajaran sosok terkuat dunia, Kanselir Jerman Angela Merkel bersanding dengan Gerakan Perempuan #MeToo maupun eks Presiden Ameerika Serikat (AS) Barack Obama.

(hen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved