Breaking News

Kiai-kiai Khawatir Karena Prabowo-Sandi Dekat Dengan Kelompok Radikal, Sandiaga Berikan Klarifikasi

Di hadapan Sandiaga, mereka menanyakan soal isu-isu yang menyebut akan ada larangan tahlilan, ziarah kubur, akan dilarang jika 02 menang.

Tribunnews
Kolase Foto Sandiaga Uno dan Demo Pendukung HTI 

Kiai-kiai Khawatir Karena Prabowo-Sandi Dekat Dengan Kelompok Radikal, Sandiaga Berikan Klarifikasi

TRIBUN-MEDAN.com-Para cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU)menyampaikan kekhawatiran para kiai NU jika pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di Pilrpes 2019.

Kekhawatiran yang  disampaikan tampak dalam video unggahan akun Twitter @sofia_ardani, Selasa (19/1/2019).

Di hadapan Sandiaga, mereka menanyakan soal isu-isu yang menyebut akan ada larangan tahlilan, ziarah kubur, akan dilarang jika 02 menang.

"Saya mewakili suara kiai-kiai di Jawa Timur yang saya temui, menyampaikan keraguan, pertama, jika Pak Prabowo-Sandi diberi amanah, mereka khawatir dipinggirkan," kata seorang tokoh yang mengenakan baju biru.

"Kedua, tahlil, manakib, dan sebagainya akan hilang, ketiga Pak Prabowo itu sangat dekat dengan kelompok radikal."

"Mereka khawatir nanti menteri agama akan diberikan kepada kelompok-kelompok seperti itu, HTI dan sebagainya, jadi ini kekhawatiran para kiai di Jawa Timur yang saya temui," sambungnya.

TOLAK PEMBUBARAN HTI - Massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Islam melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalanq Diponegoro, Kota Bandung, Senin (22/5/2017). Dalam aksinya itu, mereka menyatakan sikap menuntut pemerintah untuk menghentikan upaya kriminalisasi terhadap ulama, aktivis Islam, dan gerakan dakwah Islam, serta menolak rencana pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan ormas Islam lainnya. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
TOLAK PEMBUBARAN HTI - Massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Islam melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalanq Diponegoro, Kota Bandung, Senin (22/5/2017). Dalam aksinya itu, mereka menyatakan sikap menuntut pemerintah untuk menghentikan upaya kriminalisasi terhadap ulama, aktivis Islam, dan gerakan dakwah Islam, serta menolak rencana pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan ormas Islam lainnya. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Menanggapi hal tersebut, Sandiaga langsung memberikan klarifikasi.

Sandiaga dengan tegas mengatakan bahwa itu adalah hoaks.

Lantaran pihaknya justru sangat dekat dengan NU, sehingga tidak mungkin akan membuat aturan-aturan yang berujung meminggirkan NU.

"Pertama, saya ini dari keluarga besar NU, saya pemegang Kartu Tanda Anggota (KTA) NU, salah satu yang pertama di Jakarta," ujar Sandiaga mengawali klarifikasinya.

Sandiaga yang duduk bersila lantas menerangkan selama ini dirinya sudah melaksanakan ajaran-ajaran NU.

"Mertua saya, Pak Abdul Aziz Marzuki ini dan keluarganya, adalah Ketua NU Betawi asli, dan kami mendidik semua di lingkungan kami, tentunya dengan ahlusunnah wal jamaah."

"Kalau tarawih 23 rakaat, kalau subuh qunut, semua itu kami jalankan, jadi jangan sampai terbetik, satu prasangka apa pun, bahwa NU itu akan dipinggirkan, justru akan diperkuat."

"NU akan dipastikan menjadi organisai terbesar umat Islam yang mengawal umat Islam rahmatan lil alamin," sambung Sandiaga.

Massa pendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan sujud syukur meski kalah di pengadilan Tata Usaha Negara, Senin (7/5/2018). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Massa pendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan sujud syukur meski kalah di pengadilan Tata Usaha Negara, Senin (7/5/2018). (KOMPAS.com/Ihsanuddin) ()
Sumber: TribunWow.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved