TERUNGKAP MOTIF Asmara dalam Pembunuhan Guru Honor Budi, Mayatnya dalam Koper Tanpa Kepala

"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara, motif perampokan tidak terbukti," kata Frans, Jumat (5/4/2019).

Editor: Tariden Turnip
SURYA.CO.ID/DIDIK MASHUDI/IST
TERUNGKAP MOTIF Asmara dalam Pembunuhan Guru Honor Budi, Mayatnya dalam Koper Tanpa Kepala. Almarhum guru honorer Kediri Budi Hartanto. 

TRIBUN-MEDAN.com - Penyelidikan kasus pembunuhan Budi Hartanto (21), jasad pria dalam koper di Blitar, Jawa Timur, perlahan membawa hasil.

Polisi menduga kuat, motif pembunuhan karena masalah asmara. Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan, penyidik semula polisi menduga motifnya adalah perampokan.

"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara, motif perampokan tidak terbukti," kata Frans, Jumat (5/4/2019).

"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," lanjutnya.

Barung tak menyebut secara eksplisit tentang maksud dari 'orientasi seksual yang berbeda'.

Namun, kuat dugaan korban memiliki orientasi seksual sesama jenis.

"Ada kecenderungan ke arah situ sih," tandasnya.

Karena itu, polisi sedang mendalami siapa orang terakhir yang bersama korban sejak sebelum jasad korban ditemukan di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).

Motif asmara diduga berada di balik kasus pembunuhan ini setelah penyidik terus memeriksa saksi dari orang-orang terdekat korban.

"Saksi-saksi terus bertambah. Kemarin 12, sekarang yang diperiksa sudah 14," ujar Frans.

Selain memeriksa para saksi, tim polisi juga terus menelusuri bagian tubuh korban yang hilang.

"Tim sejak Jumat pagi mengolah lokasi ditemukannya jasad korban dan menelusuri dugaan lokasi tempat bagian tubuh dibuang," tambah dia.

Sedangkan Polres Blitar, Jawa Timur, memperluas pencarian potongan kepala dari jenazah guru honorer bernama Budi Hartanto yang ditemukan di dalam koper, di pinggir sungai yang ada di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Jumat (5/4/2019).

Pencarian selain dilakukan di lokasi awal penemuan, juga dilakukan dengan menyisir sungai hingga batas dan bendungan.

Pencarian dilakukan secara massal dengan melibatkan berbagai kalangan, baik dari unsur kepolisian, perangkat pemerintahan, hingga masyarakat setempat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved