Kaisar Jepang tak Punya Mahkota, tapi Punya Tiga Harta Karun Misterius, Legenda dan Asal-usulnya

"Kami tidak tahu kapan mereka dibuat. Kami belum pernah melihat mereka," ujar Profesor Hideya Kawanishi dari Universitas Nagoya.

Editor: Tariden Turnip
reuters
Kaisar Jepang tak Punya Mahkota, tapi Punya Tiga Harta Karun Misterius, Legenda dan Asal-usulnya. Kaisar Naruhito ketika menerima harta karun kekaisaran di upacara penobatan 

Kaisar Jepang tak Punya Mahkota, tapi Punya Tiga Harta Karun Misterius, Legenda dan Asal-usulnya 

TRIBUN-MEDAN.COM - Putra Mahkota Naruhito secara resmi naik takhta menjadi kaisar baru Jepang, setelah ayahnya Kaisar Akihito turun takhta.

Prosesi turun dan naik takhta melibatkan upacara Shinto yang sangat simbolis, yang berpusat pada tiga benda – cermin, pedang dan permata – dikenal sebagai Harta Karun Kekaisaran.

Kenji-to-Shokei-no-gi - atau Upacara untuk Mewarisi Harta Karun Kekaisaran - dimulai pukul 10.15 waktu setempat, atau sekitar pukul 08.15 WIB.

Para bangsawan perempuan tidak diizinkan berada di sana sehingga Permaisuri Masako, istri Kaisar Naruhito, tidak hadir.

Naruhito, 59, dihadirkan dengan dua benda - replika pedang dan permata - yang diturunkan dari generasi ke generasi kaisar dan dipandang sebagai simbol kekuatan kekaisaran.

Ada satu objek tambahan, cermin, dan bersama-sama ketiganya membentuk Harta Karun Kekaisaran.

Asal-usul dan keberadaan benda-benda misterius tersebut diselimuti kabut misteri, tetapi mitos tentang mereka bertebaran di sepanjang sejarah dan budaya pop Jepang.

Kenapa Harta Karun Kekaisaran begitu penting?
Agama nasional tidak resmi Jepang, Shinto, sangat mementingkan ritual untuk menjaga hubungan dengan masa lalu dan roh-roh yang campur tangan dalam kehidupan manusia.

Harta Karun Kekaisaran adalah bagian dari ini.

Kaisar Akihito diikuti pendeta Shinto yang membawa Harta Karun Kekaisaran di istana (1990).

Ketiga harta karun digunakan dalam upacara kenaikan takhta, tapi tidak pernah diperlihatkan.

Mereka diceritakan diturunkan dari para dewa melalui generasi kaisar yang dipandang sebagai keturunan langsung mereka.

Dengan tidak adanya mahkota kekaisaran, benda-benda itu bertindak sebagai simbol kekuatan kekaisaran.

Tetapi mereka dianggap begitu sakral, hingga disembunyikan dari dunia luas.

"Kami tidak tahu kapan mereka dibuat. Kami belum pernah melihat mereka," ujar Profesor Hideya Kawanishi dari Universitas Nagoya mengatakan kepada BBC.

Sumber: bbc
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved