HMI Sumatera Utara Minta Tak Gunakan Lagi Istilah People Power, Ajak Masyarakat Berpikir Positif
Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara menggelar diskusi publik uang menyentil istilah people power.
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
HMI Sumatera Utara Minta Tak Gunakan Lagi Istilah People Power, Ajak Masyarakat Berpikir Positif
TRIBUN-MEDAN.com - Wacana 'People Power' mencuat pasca pemungutan suara Pemilu 2019. Istilah ini digunakan elit politik pusat untuk memrotes jika ada kecurangan pada Pemilu 2019.
Lantas istilah People Power juga digunakan para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara menggelar diskusi publik yang menyentil istilah people power.
Diskusi publik digelar Badko HMI Sumut mengangkat tajuk Positive People with Positive Power. Mereka ingin mengajak masyarakat dengan istilah yang juga sempat booming pada era reformasi 1998.
Lantas, bagaimana sebenarnya istilah people power yang diingini HMI?
Ketua Umum Badko HMI Sumut Muhammad Alwi Hasbi Silalahi mengatakan akibat istilah people power yang santer belakangan, bisa memicu tensi politik kembali meningkat.
Harusnya, para elit politik bisa lebih bijak. Khususnya kelompok yang terus menyuarakan itu ketika tidak puas dengan hasil pemilu.
Pria Asal Medan Tertangkap Sembunyi di Roda Pesawat, Pemerintah Mengaku Tak Bisa Menolong
TERUNGKAP Alasan Sugeng Tega Potong Tubuh Wanita, Terjawab Tulisan Sugeng di Telapak Kaki Korban
Pasien Meninggal Setelah Disuruh Pulang Dokter RSUD Sidikalang, Bupati Dairi Minta Maaf
Gara-gara Gunting Seharga Rp 88 Ribu, Pembantu Rumah Tangga Disiram Majikan Dengan Air Panas
"Seharusnya kalau tidak puas kan sudah ada salurannya," kata Hasbi, Kamis (16/5/2019).
"Jangan misalnya menggunakan istilah people power yang terkesan tidak berlandasan," sambungnya.
Menurut Hasbi, ada kesalahan pemahaman dalam memaknai people power. Harusnya people power dilakukan ketika ada sesuatu yang mengancam kehidupan khalayak. Misalnya saja terjadi krisis moneter seperti pada era 1998.
Tajir Melintir, Inul Daratista Ogah Kasih Kue Karyawan, tapi Parsel Mewah Butik Dior - Luois Vuitton
Buru Pelaku Mutilasi, Polres Malang Sempat Kumpulkan Orang-orang Bernama Sugeng di Lapangan
"Kalau di 1998 baru bisa dikatakan sebagai people power. Masyarakat berang dengan kondisi rezim Soeharto yang dianggap tidak memberikan perubahan positif kepada masyarakat. Sehingga ada people power yang digawangi mahasiswa untuk meruntuhkan rezim saat itu. Kalau sekarang kan beda. Kondisi ekonominya pun tak seburuk dulu," urainya.
VIDEO: PSMS VS Victory Dairi, Laga Uji Coba Ayam Kinantan Jelang Kompetisi Liga 2
LIGA 1 HARI INI - Prediksi Bali United vs Persebaya Surabaya, Djanur Optimistis Meski 5 Pemain Absen
Bagi HMI, harusnya gerakan people power itu untuk membuat kondisi bangsa menjadi lebih baik.
"Lebih baik kita membicarakan Ekonomi untuk kemajuan bangsa ini. Jadi harusnya lebih berpikir positif saja. Jangan malah kita mengikuti gerakan people power yang berpotensi memecah belah," sebutnya.
Lebih lanjut, Hasbi juga menyentil soal gerakan people power yang merebak sekarang ini. Bagi dia gerakan itu sarat akan nuansa politis.
Slemania dan Aremania Saling Lempar Keramik di Laga Pembuka Liga 1 2019, Sekjen PSSI Kena Timpuk
Jadwal Pencairan THR dan Gaji ke-13 PNS Ditetapkan, Mendagri Minta Kepala Daerah Tepat Waktu
"Pergerakan people power yang sekarang ini sarat kepentingan. Bukan karena kepentingan semua golongan," katanya.
Hasbi berharap semua kelompok masyarakat bisa bersabar menunggu hasil rekapitulasi KPU. Jangan sampai gerakan-gerakan yang ada malah merusak keharmonisan masyarakat.
"Kami mengajak masyarakat berpikir positif. Bukan membuat negara ini rusuh. Kita tunggu saja hasil akhir pemilu pada tanggal 22 Mei," tegas Hasbi.
(mak/tribun-medan.com)