Tim Dokter RSUP Haji Adam Malik Sebut Aufa Bocah Penderita Tumor di Mulut, Berstatus Paliatif

Maksud dari Paliatif adalah tubuh pasien sudah tidak memberikan respon lagi terhadap serangkaian treatment dan perawatan yang diberikan.

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Tribun Medan/Nanda Rizka Nasution
Tim Dokter RSUP Haji Adam Malik Sebut Aufa Bocah Penderita Tumor di Mulut, Berstatus Paliatif. Aufa Natasya Saqi dan ibunya Nur Hasanah. 

Tim Dokter RSUP Haji Adam Malik Sebut Aufa Bocah Penderita Tumor di Mulut, Berstatus Paliatif

TRIBUN-MEDAN.com- Aufa Nastasya bocah berusia 7 tahun, warga Jalan Seser No. 25 E, Kota Medan, yang menderita tumor di mulut, sudah ditetapkan statusnya Paliatif.

Lewat serangkaian pemeriksaan, akhirnya diagnosa tegas bahwa ada tumor ganas di bagian mulut pasien.

Saat ini, Tim Dokter sudah memutuskan status Aufa Paliatif. Maksud dari Paliatif adalah tubuh pasien sudah tidak memberikan respon lagi terhadap serangkaian treatment dan perawatan yang diberikan.

"Perawatan Paliatif itu hanya sebatas untuk mengurangi rasa nyeri pasien. Tidak lagi untuk menyembuhkan. Jadi dengan kondisi seperti itu, keluarganya sudah kita panggil dan beritahukan. Akhirnya Aufa sudah pulang pada Kamis (20/6/2019) sekitar pukul 15.00 WIB kemarin," kata Kasubbag Humas RSUP Haji Adam Malik Medan, Rosario Dorothy, S.Sos, M.IKom, Sabtu (22/6/2019).

"Ia, dia (Aufa) sudah pulang tapi kita terlebih dahulu sudah memberitahukan kepada keluarganya, bagaimana merawat Aufa sewaktu di rumah. Karena di rumah harus ekstra perawatan. Sebab mulutnya seperti itu. Nah, bagaimana mengasih makan. Karena dia kan nggak bisa makan nasi, jadi diganti dengan susu," sambungnya.

Lalu, lanjut Rosa keluarganya juga sudah diajarkan bagaimana cara mengasih susu dan obat-obatan yang diresepkan. Kemudian diberitahukan susunya harus diberikan berapa jam sekali, itu sudah diajarkan semuanya.

Lebih lanjut, Rosa menjelaskan alasan Aufa dipulangkan karena Paliatif. Sebab, selama 2 Minggu perawatan tubuh Aufa tidak memberikan respon yang membaik.

Baca: Targetkan Masuk 5 Besar Porprov Sumut 2019, KONI Kabupaten Langkat Bidik 20 Medali Emas 

Baca: Ruben Onsu Kaget Lihat Tagihan Biaya Makan yang Sampai Rp 16 Juta: Gila Ini Mah

Baca: Kecelakaan Tol Cipali, Ini Situasi Dalam Bus Hingga Deti-detik Penumpang Nekat Rebut Kemudi Bus

Baca: Yuli Histeris bila Teringat Pesan Sang Bunda yang Ditemukan Tewas Terpanggang di Pabrik Mancis

Jadi selama 2 Minggu perawatan tujuan perawatan hanya untuk mengurangi rasa sakit saja dan bukan untuk menyembuhkan.

"Aufa bukan tidak boleh balik perawatan. Boleh, jadi bisa saja dalam berjalannya waktu dia merasakan rasa nyeri yang sangat hebat. Nah, dia boleh kembali ke rumah sakit lagi. Karena tumornya tidak bisa diangkat begitu saja. Sebab bisa meningkatkan resiko kematian," urainya.

Rosa menjelaskan bahwa perlu diketahui oleh masyarakat awam, Paliatif itu bukan hal yang tidak ada atau tabu. Perawatan Paliatif itu ada.

Baca: Ketua MK Anwar Usman Apungkan Janji Ini setelah Sidang Sengketa Hasil Pilpres Ditutup

Baca: Guru Besar UGM Bereaksi Menohok saat Dipertanyakan Kuasa Hukum 02 soal Kredibilitasnya

Baca: Ternyata Hanya 1 dari 26 Pekerja Pabrik Mancis yang Meninggal Dunia Terdaftar Sebagai Peserta BPJS

Artinya, ketika kondisi pasien sudah dalam level tertentu yang memberikan respon lagi terhadap pengobatan apapun yang diberikan oleh rumah sakit, maka statusnya perawatan Paliatif.

"Tapi sebelum pulang, keluarga diberikan pengetahuan untuk merawat pasien. Bagaimana cara mengasih susu, berapa jam sekali harus diberikan dan obat yang diresepkan. Karena Aufa sumber asupan hanya tinggal dari susu, sebab dia tidak bisa makan normal lagi," jelas Rosa.

Untuk diketahui, tumor yang di derita Aufa bermula pada Agustus 2018 lalu, saat Aufa mengeluh sakit gigi. Setelah dibawa ke dokter gigi dan diberi obat, ternyata benjolan semakin membesar. Hingga Aufa terpaksa dilarikan ke RS Columbia untuk di biopsi.

Baca: TERKUAK Alasan Kenapa Pintu Pabrik Mancis Terkunci dari Luar, Akibatkan 30 Orang Tewas Terpanggang

Baca: TERKUAK Ciri-Ciri Wanita Korban Pembunuhan, Kaki, Tangan dan Leher Terikat saat Korban Ditemukan

Baca: Terungkap, Gangguan Kejiwaan Mendorong Penumpang Amsor Rebut Kemudi Bus Safari

Hasilnya cukup mencengangkan, Aufa positif menderita tumor ganas. Diawal pembiayaan Aufa menggunakan BPJS. Tapi, karena tidak jelas hasilnya keluarga memutuskan menggunakan biaya pribadi.

Pada akhirnya, kesulitan biaya membuat keluarga BPJS kembali dan memindahkan Aufa ke RS Adam Malik dan terhitung sejak Agustus 2018 sampai awal 2019, Aufa sudah menjalankan 11 kali kemoterapi. Hingga kemo dihentikan karena kondisi pasien alami drop.

(mak/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved