Bantu Ekonomi Keluarga, Kisah Siswi SMP Jualan Bakpau Usai Pulang Sekolah di Pom Bensin
Walau kondisi ekonomi keluarganya tidak mendukung pendidikannya, tidak membuat murid SMP ini hanya berpangku tangan.
TRIBUN-MEDAN.com - Walau kondisi ekonomi keluarganya tidak mendukung pendidikannya, tidak membuat murid SMP ini hanya berpangku tangan.
Dia kemudian bekerja keras dengan berjualan bakpau untuk mengais rezeki.
"Bakpaunya om.. bakpaunya tante.. dua lima ribu!" teriak Dewi Febriyanti, murid SMP yang berjualan bakpau di pom bensin sebelah Perumahan Ubud, Tangerang, Rabu (24/7/2019).
Kulitnya berwarna sawo matang terpapar sinar matahari. Ia tidak menggunakan riasan wajah sama sekali. Rambutnya hitam panjang dan dijepit. Penampilannya sangat sederhana.
Ia tinggal di rumah kontrakan di Jalan Kampung Poncol, Ciledug Indah 2, bersama nenek angkatnya. Usaha berjualan itu milik neneknya.
Dia memilih berjualan di pom bensin karena tempatnya yang lebih dekat dari rumah nenek daripada rumah orangtuanya.
Remaja berusia 13 tahun itu setiap hari bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Pagi dari pukul 07.00 hingga 14.00, Dewi belajar di sekolah.
Lalu ia pulang ke rumah untuk membungkus bakpau dan memasukkannya ke dalam boks, lalu pergi untuk berjualan.
Dewi berjualan mulai pukul 16.00 hingga tengah malam.
Apabila ada PR dari sekolah, ia akan mengerjakannya sambil berjualan.
Setiap hari ia membawa 10 boks bakpau dengan isi masing-masing boks 15 bakpau.
"Untuk bantu-bantu. Kan tinggal sama nenek, ini usaha nenek aku jualin. Enggak capek kok, sudah biasa" ujar dia.
Ia tidak mengambil keuntungan dari jualannya.
Semua hasil jualan diberikan kepada nenek untuk digunakan sebagai keperluan sehari-hari keluarga.
"Hasilnya Rp 375.000 sehari. Kalau banyak yang kasih tips bisa lebih," kata Dewi.